Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Bantah Ahok Dipindahkan karena Banyak Eks Pegawai Pemprov DKI Ditahan di Cipinang

Kompas.com - 10/05/2017, 13:30 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menepis kabar pemindahan tahanan Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari Rutan Kelas I Cipinang ke Mako Brimob karena alasan keamanan dan banyaknya eks pegawai Pemprov DKI Jakarta yang ditahan di sana.

Djarot menyebut alasan Ahok dipindahkan semata-mata karena banyaknya pendukung Ahok yang datang sehingga mengganggu arus lalu lintas.

"Oh enggak, bukan itu. Tapi kalau di Cipinang itu kalau banyak pendukung datang ke situ kan bikin kemacetan. Jadi sebaiknya paling tidak mengganggu ya di Mako Brimob," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (10/5/2017).

Djarot mengakui bahwa ada pegawai Pemprov DKI Jakarta yang ditahan di Rutan Cipinang. Namun, mereka tidak mengancam keamanan dan keselamatan Ahok. Djarot juga membantah bahwa dia disoraki oleh tahanan Rutan Cipinang.

"Saya ketemu sama mereka. Bukan disorakin, (tetapi) tepuk tangan kan. 'Saya warga DKI, saya warga DKI', 'saya DKI Pak'. Batin saya DKI itu warga DKI kan, tapi ada yang bilang, 'Pak itu pegawai-pegawai Pemprov'," kata Djarot.

Baca: Djarot Jelaskan Alasan Pemindahan Penahanan Ahok ke Mako Brimob

Jika alasannya soal keamanan, Djarot menyebut Ahok seharusnya mendapatkan pengamanan melekat, bukan dipindahkan ke tempat lain.

Kepala Rutan Cipinang Asep Sutandar sebelumnya mengatakan, Ahok dipindahkan karena Rutan Cipinang tidak kondusif.

Asep mengakui keamanan dan fasilitas rutan sangat minim. Semalam, pihak keamanan kewalahan karena banyaknya massa pro-Ahok yang berunjuk rasa di depan rutan. Asep mengatakan atas kegaduhan itu, pihaknya langsung meminta agar Ahok dipindah.

Baca: Mengapa Ahok Dipindah ke Rutan Mako Brimob? Ini Jawaban Karutan Cipinang

Sementara itu, di media sosial dan grup aplikasi percakapan beredar informasi bahwa salah satu alasan Ahok dipindahkan karena banyak mantan anak buah Ahok yang menjadi tahanan di situ dan dikhawatirkan memiliki dendam terhadap Ahok.

Djarot juga disebut disoraki oleh mereka saat menjenguk Ahok. Djarot membantah informasi tersebut.

Kompas TV Alasan Kemanan, Ahok Dipindahkan ke Mako Brimob Kelapa Dua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com