Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Minta E-Warung Diperbanyak dengan Manfaatkan Rusun dan RPTRA

Kompas.com - 17/05/2017, 12:33 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta Dinas Sosial DKI Jakarta, jajaran wali kota, camat, hingga lurah untuk memperbanyak e-warung bagi warga penerima bantuan pangan non-tunai dari Kementerian Sosial RI.

Sebab, dari target 237 e-warung pada 2017, yang terealisasi baru 36. "Persoalannya DKI ini masih e-warungnya, sebagai tempat penjualannya, itu masih terbatas," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (17/5/2017).

Djarot mengatakan, kantor kelurahan, rumah susun, dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) bisa digunakan sebagai tempat e-warung.

(Baca juga: Djarot: Saya Malu Ketika Ada BLT, Orang Miskin Antre kayak Pengemis )

Adapun e-warung tersebut akan menjual beras dan gula bagi kelompok penerima manfaat (KPM) dari program bantuan pangan non-tunai. 

"Jadi cari lokasi-lokasi e-warung itu yang dekat dengan kelompok penerima sasaran, KPM, itu supaya enggak jauh-jauh. Dengan cara seperti itu, semakin mudah kelompok KPM ini untuk menerima barang tersebut," kata dia.

Bantuan pangan non-tunai ini merupakan program Kementerian Sosial. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial menjadi penyalur program tersebut.

Djarot mengatakan, Kementerian Sosial mentransfer dana Rp 110.000 setiap bulannya ke rekening setiap KPM untuk membeli gula seharga Rp 12.500 per kilogram dan beras seharga Rp 8.500 per kilogram.

"Ini program dari Kementerian Sosial, hanya untuk gula dan beras," ucap Djarot.

Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Masrokhan mengatakan, hingga saat ini sudah ada 212.978 warga DKI Jakarta yang menjadi penerima bantuan pangan non-tunai tersebut dengan 36 e-warung yang sudah ada. Mereka tersebar di lima kota di DKI Jakarta.

(Baca juga: Djarot: Anies-Sandi Rugi jika Tak Lanjutkan "Ketuk Pintu Layani dengan Hati" )

Sementara itu, di Kabupaten Kepulauan Seribu, belum ada bantuan itu karena masih menggunakan bantuan raskin.

"Satu e-warung kuotanya untuk 900 KPM," ujar Masrokhan dalam kesempatan yang sama.

Menurut Masrokhan, program bantuan pangan non-tunai di DKI Jakarta ini menjadi percontohan di 44 kota di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com