JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng akan dibangun dengan dana dari kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB). Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan hal itu sudah diputuskan dalam rapat sore ini.
"Tadi sudah kita putuskan tugu Lapangan Banteng akan pakai dana KLB dari PT Sinarmas," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (18/5/2017).
Saefullah mengatakan dana yang digunakan untuk membangun Monumen Pembebasan Irian Barat adalah Rp 68 miliar. Dia mengatakan pembangunannya akan selesai dalam waktu 6 bulan.
"Saya rasa anggaran segitu 6 bulan selesai," ujar Saefullah.
Baca: Lapangan Banteng, dari Hutan hingga Taman Bersejarah
Pengerjaan revitalisasi Lapangan Banteng dibagi dalam tiga zona. Zona pertama merupakan zona utama dari Lapangan Banteng yaitu zona Monumen Pembebasan Irian Barat.
Di zona ini, akan didirikan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai amphiteater dan akan dilengkapi dengan kolam.
Pelataran yang ada di zona satu bisa digunakan untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan seperti konser musik dan peragaan busana.
Di zona satu juga akan dilengkapi dengan toilet, mushalla, food court, dan ruang pengelola. Adapun zona kedua merupakan zona olahraga yang akan buka 24 jam.
Baca: Pemprov DKI Jamin Revitalisasi Lapangan Banteng Tidak Ganggu Resapan Air
Area ini akan dipasang rumput sintetis sehingga dapat digunakan masyarakat di semua musim. Sementara itu, zona tiga merupakan area taman. Pemprov DKI mempertahankan pohon-pohon yang ada di Lapangan Banteng.
Revitalisasi Lapangan Banteng akan dibiayai menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) dan juga kompensasi KLB.
Untuk pembangunan lapangan, Pemprov DKI menerima CSR dari PT Rekso Nasional Food. Sementara pembangunan pagar akan dilakukan dengan KLB.