BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Daihatsu

Bandung, Persib, Rindu Pulang, dan... Aduh Jumat...

Kompas.com - 24/05/2017, 16:41 WIB
Josephus Primus,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi

Sumber kompas.com

KOMPAS.com - Yang ada di benak Arman Hadinata cuma satu jika Jumat sore sudah tiba. "Bandung euy!" seru alumnus universitas negeri di Kota Kembang itu, akhir bulan lalu.

Arman cuma satu contoh warga komuter asal Bandung, yang bekerja di Ibu Kota selama lima hari sepekan, lalu rindu pulang saban Jumat sore.

Bandung, kota kelahiran pria yang piawai memainkan gitar di sela-sela kesibukannya bekerja di kantor periklanan di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tersebut, sudah barang tentu punya daya tarik sendiri.

Walau begitu, bagi belia kelahiran 30 Juni 1992 tersebut, menu makanan Jepang ala kaki lima di Jalan Astana Anyar atau yoghurt di Jalan Cisangkuy yang menyedot perhatian banyak khalayak justru bukanlah alasan yang meluruhkan hatinya terhadap Bandung.

Bau semerbak kopi Aroma di Jalan Banceuy yang menyusup hingga ke benak orang Jakarta maniak penikmat kopi pun tak membuat hati Arman tergerak tentang Bandung. "Ah, itu mah...," kata Arman tak meneruskan kata-katanya.
 
Lain soalnya kalau ada ingar-bingar bobotoh, julukan karib suporter klub sepak bola Persib Bandung, saat menonton laga klub kesayangan mereka di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di kawasan Gedebage. Terlebih lagi, pada musim Liga 1 2017 ini, Persib Bandung diperkuat oleh pemain kenamaan Michael Essien.

KOMPAS. com/DENDI RAMDHANI Pemain anyar Persib Bandung Carlton Cole saat menjalani sesi latihan di Lapangan Lodaya Bandung Jumat (31/3/2017)


Asal tahu saja, mantan penggawa klub Liga Primer Inggris, Chelsea, itu makin trengginas di lapangan hijau lantaran tak pernah abai mendulang gol lewat sepakan kaki ataupun tandukan kepalanya. "Persib ai lap yu (Bahasa Inggris: I love you) lah," kata Arman dengan suara lantang.

(Baca: Michael Essien: Alhamdulillah...)

Arman mengaku dirinya adalah fans berat Persib Bandung. Dia sejak kuliah selalu berusaha menonton pertandingan kandang klub yang pada awalnya bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) itu, besutan kaum nasionalis Indonesia pada 1923 untuk perjuangan kemerdekaan.

"Resep euy nonton bal (menyenangkanlah menonton sepak bola) Persib, apalagi nonton bareng Si Eneng," kata Arman tersenyum.

"Si Eneng" yang disebutnya adalah panggilan kesayangan kekasihnya, Nena Rianata.

Perempuan yang bekerja di sebuah bank swasta di kawasan Jalan Taman Cibeunying, Kota Bandung, itu sudah dipacari Arman sejak tiga tahun silam. "Adik kelas kuliah kok dia," tutur Arman.

Arman mengaku menjumpai banyak kesamaan dengan Nena. Kebetulan sekali, ada satu kesamaan paling lekat. "Kami sama-sama fans Persib," kata Arman lalu tergelak.

Baru bisa dipahami sekarang, mengapa Arman selalu saja buru-buru ingin pulang ke Bandung saat Jumat datang. Selain menjumpai kekasih hati, kesempatan pulang ke Bandung juga untuk memuaskan hatinya menonton laga kandang Persib Bandung.

"Memang tak setiap akhir pekan ada laga kandang, tetapi saya mah selalu, kalau Persib tanding di Bandung, saya dan Si Eneng nonton langsung ke stadion," kata Arman lagi.

Perjuangan

Tinggal di rumah kos-kosan di Jakarta dan pulang ke Bandung tiap Jumat, bagi Arman, ternyata bukan perkara gampang. "Macetnya itu loh kalau Jumat. Parah euy!" serunya.

Perkara macet parah tiap Jumat, sejatinya, sudah pernah disampaikan oleh Kepala Sub-Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Budiyanto di laman Kompas.com.

(Baca: Jumat Malam Pasti Macet Parah, Kenapa?)

"Jumat malam berbeda karena orang bersiap-siap menyambut libur akhir pekan. Selain itu, waktu pulang juga berbarengan. Itu yang membuat kemacetan semakin parah," ucap Budiyanto.

Bayangkan, dari kantor Arman di Kebon Jeruk, bahkan sejak pukul 17.00, kendaraan sudah bergerak merayap, salah satunya ke arah timur melalui jalan arteri ataupun Tol Gatot Subroto, terus menuju Tol Jakarta-Cikampek hingga pukul 23.00 lewat.

Arman biasanya naik kendaraan travel Jakarta-Bandung dari dekat kantornya. Kendaraan itu punya tujuan akhir di simpang Dago alias Jalan Juanda, Bandung.

"Tinggal jalan kaki sedikit kalau sudah sampai ke arah rumah di Jalan Dipati Ukur," kata penyuka warna biru itu.

Arman lebih suka menggunakan kendaraan travel ketimbang moda transportasi kereta api. Pasalnya, kemacetan juga melanda jalan-jalan dari Kebon Jeruk menuju Stasiun Gambir, tempat Kereta Api Argo Parahyangan bertolak menuju Bandung. "Kalau naik (kendaraan) travel kan dekat banget dari kantor," ujarnya lagi.

Tak cuma kemacetan, menanti tiba di Bandung dari dalam kendaraan travel membutuhkan perjuangan. Memang kendaraan berbentuk minibus itu dilengkapi dengan pendingin udara. Namun, ada persoalan kenyamanan yang juga mengusik Arman.

Ia tak bisa memilih lagu kesayangan untuk didengarkan di dalam kendaraan travel. "Yang nyetel lagu kan sopirnya, bukan saya," lagi keluh Arman.

Kalau sudah bertimbun keluhan macam itu, berkelebat di benak Arman ingin mempunyai mobil pribadi. Pasalnya, mobil pribadi bisa mengurangi keluhan-keluhan Arman terhadap kendaraan travel. "Kalau bisa yang harganya terjangkau kantong, yah," ucapnya terkekeh.

Bagi karyawan masa kini seperti Arman, memilih mobil murah atau low cost green car (LCGC), seperti New Astra Daihatsu Ayla adalah salah satu pertimbangan. Meski berharga terjangkau, mobil tersebut telah dilengkapi perangkat hiburan yang mumpuni. Pada seri 1.2 R dan 1.2 R Deluxe, Ayla bahkan dilengkapi fitur teranyar, 2 Din Touchscreen Audio.

(Baca: Terjebak Macet Parah, Apa yang Sebaiknya Anda Lakukan?)

KompasOtomotif-Donny Apriliananda Interior naik kelas, ada audio 2DIN layar sentuh dan tombol pengatur pada setir.

Dengannya, pengendara kian mudah dan nyaman dalam menikmati musik favoritnya hanya dengan sentuhan jari di layar ataupun langsung di setir.

Layar sentuhnya secara responsif memainkan musik untuk menghibur pengendara di tengah kemacetan, dari melalui radio, memutar CD, MP3, film DVD, USB, atau sambungan tanpa kabel via Bluetooth ke data hiburan di ponsel (Bluetooth pairing).  

"Bolehlah kalau sudah punya mobil kayak gitu. Sepanjang perjalanan saya setel terus lagu-lagu cinta," kata Arman.

Ia meneruskan, andai mobil dambaannya sudah terwujud, bahagia adalah isi perjalanannya sepanjang rute Jakarta-Bandung. "Thank's God, it's Jumat euy!" pungkas Arman.

Sumber kompas.com

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com