JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Regional Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFE Net) Damar Juniarto mengatakan sejumlah kota di Pulau Jawa menjadi lokasi awal terjadi tindakan persekusi. Dalam pengamatan SAFE Net, kasus persekusi mulai banyak terjadi pada Januari 2017.
Selanjutnya, tindakan atau korban persekusi mulai meluas ke luar pulau Jawa seperti Kalimantan.
Kemudian, kasus persekusi mulai masuk ke kota-kota kecil di Sumatera pada Februari, Maret, dan April 2017. Memasuki awal Mei, tindakan dan korban persekusi terus meluas hingga ke pelosok wilayah lain di Indonesia.
"Awal Mei meluas ke wilayah di Indonesia. Titik konsentrasi ternyata paling tinggi dari pemetaan di Jawa Barat," ujar Damar, usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/6/2017).
(baca: Persekusi Tak Lepas dari "Hatespeech")
Damar mengatakan, pihaknya belum memetakan alasan mengapa persekusi terjadi di lokasi-lokasi tersebut. Namun, kata Damar, SAFE Net mencatat bahwa persekusi marak dimulai dari media sosial dan dilakukan organisasi masyarakat tertentu.
Sebelumnya, Damar mengatakan bahwa terjadi tren kenaikan korban persekusi dari Januari hingga Mei 2017. Pada Januari, jumlah korban persekusi yang diketahui berjumlah 7 orang, Februari sebanyak 3 orang, Maret 2 orang, April 13 dan Mei sebanyak 34 orang.
"Kami ke pemetaan aktor. Ini penting untuk melihat siapa pelaku di media sosial, lapangan, dan kepolisian (membawa korbannya ke ranah hukum)," ujar Damar.