JAKARTA, KOMPAS.com - Para anggota Satpol PP sudah berupaya mendatangi kolong Tol Pluit di seberang RPTRA Kalijodo yang kembali dipadati bangunan liar. Namun, warga yang menetap di sana memberikan perlawanan.
Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Hidayatullah menceritakan perlawanan-perlawanan warga saat Satpol PP mendatangi lokasi tersebut pada pekan lalu. Hidayatullah menuturkan, ada sebuah mobil CR-V yang diduga milik warga kolong Tol Pluit, dan mencoba menabraknya saat itu.
"Mereka di situ pakai mobil. Masak orang susah punya mobil CR-V, mau nubruk saya," ujar Hidayatullah, kepada Kompas.com, Senin (5/6/2017).
Hidayatullah menduga ada oknum yang memanfaatkan kolong tol tersebut. Dia menduga, mereka yang berada di kolong tol bukan orang susah, melainkan bandar-bandar yang memiliki kepentingan.
Tidak hanya itu, Hidayatullah bercerita ada warga yang membawa senjata tajam untuk mengintimidasi mereka. Padahal, saat itu dia telah mengerahkan 200 personel Satpol PP untuk melakukan penertiban.
Namun Hidayatullah memutuskan menarik mundur anggotanya karena khawatir terjadi situasi yang tidak diinginkan jika terus melakukan penertiban.
"Kemarin saya sudah coba bawa 200 orang. Saya dihadang mereka. Dari pada saya terusin bisa saja jadi rugi pihak saya dan masyarakat. Mereka bawa senjata tajam, golok," kata Hidayatullah.
(baca: Bangunan Liar dan Warung Remang-Remang Kembali Padati Kolong Tol Pluit)
Tetap dibongkar
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tetap memerintahkan pembongkaran bangunan liar di kolong Tol Pluit seberang RPTRA Kalijodo meski ada perlawanan warga.
"Mereka kan pasti kasih perlawanan, enggak apa-apa, tetap kami koordinasi sama kepolisian ya. Karena imbauan terus menerus itu sudah dan itu enggak patuh, enggak benar," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.
(baca: Warga Bawa Golok, Satpol PP Pun Mundur dari Kolong Tol Kalijodo)
Djarot tidak ingin bangunan liar di kawasan itu dibiarkan terlalu lama karena khawatir praktik prostitusi kembali menjamur di kawasan itu.
"Kalau dibiarkan, itu akan permanen dan digunakan untuk, dalam tanda kutip ya, prostitusi lagi," ujar Djarot.
Djarot mengatakan bangunan liar itu rencananya akan kembali ditertibkan pada pekan depan.