JAKARTA, KOMPAS.com - Di bawah sebuah tenda pengungsian, Siti Nurjanah duduk termangu.
Tatapan matanya lurus, tetapi kosong, melihat rumah miliknya yang habis dilahap api pada Senin (5/6/2017) kemarin.
Nurjanah merupakan satu dari ratusan warga Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara yang harus menerima takdir karena seluruh barang berharga serta rumah yang telah lama ditinggalinya itu habis.
(Baca juga: Kebakaran Hanguskan 75 Rumah dan 5 Mobil di Koja)
Nurjanah mengatakan, saat kebakaran yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, ia hanya bisa menyelamatkan diri. Tak ada satu pun barang berharga yang bisa ia selamatkan.
Jangankan membawa barang berharga, menyelamatkan diri juga sudah sulit. Saat ini, Nurjanah tengah hamil. Usia kandungannya lima bulan. Saat kejadian, tak ada keluarga yang bisa membantu.
"Semuanya kerja waktu itu tidak ada yang bisa menolong. Semua pada lari, saya ikut lari. Cuma bawa baju di badan," ujar Nurjanah saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (6/6/2017).
Banyak orang yang berlarian ketika itu. Ia kemudian melihat nyala api yang begitu besar yang hampir mendekati rumahnya.
Bersama sejumlah tetangganya, Nurjanah berlari menjauhi kobaran api. Di rumah itu, Nurjanah tinggal bersama tiga keluarga lainnya.
Suami Nurjanah merupakan seorang koki di sebuah restoran. Setelah kebakaran itu, Nurjanah dan keluarga belum memiliki rencana untuk melanjutkan hidup.
"Mungkin dalam waktu dekat ngontrak, tetapi lihat nanti," ujar Nurjanah.
(Baca juga: Januari-April, 45 Peristiwa Kebakaran Terjadi di Jakarta Utara)
Nanto dan istrinya juga merasakan kesedihan yang sama saat melihat rumahnya hangus terbakar.
Saat ditemui Kompas.com, Nanto terlihat masih mengais barang berharga miliknya yang tertimbun bekas kebakaran.
Nanto mengatakan, ia telah lebih dari 10 tahun tinggal di kawasan itu. Bahkan, ia tinggal di sana ketika kawasan itu masih berbentuk rawa.
Ia menceritakan kesedihannya itu ketika melihat kerja kerasnya untuk membangun rumah harus sirna karena kobaran api.
"Semuanya habis. Ini rumah sendiri dari zaman masih rawa-rawa, masih jalan keluar itu banjir-banjiran," ujar dia.
Uang tabungan dan tiket mudik telah ia siapkan sejak jauh hari. "Tapi ya kondisi seperti ini, saya kasih tahu ke keluarga kalau enggak bisa pulang," ujar Nanto.
Kebakaran yang terjadi pada Senin kemarin menghanguskan 75 rumah dan 5 mobil. Akibatnya, 100 kepala keluarga harus mengungsi. Tidak ada korban jiwa saat kebakaran itu. Diduga, api berasal dari korsleting.
(Baca juga: Kebakaran Koja Hanguskan 75 Rumah dan 5 Mobil, Tidak Ada Korban Jiwa)