Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Ramadhan, Pelayanan Publik di Kota Depok Dipersingkat

Kompas.com - 07/06/2017, 11:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Selama bulan Ramadhan, Pemerintah Kota Depok memberlakukan jam kerja pegawai negeri sipil (PNS) mulai pukul 08.00-15.00, pada Senin-Jumat. Jam kerja selama Ramadhan itu lebih singkat 1,5 jam dari hari normal.

Di luar bulan Ramadhan, jam kerja PNS Kota Depok berlaku mulai pukul 07.30-16.00.

Pada Rabu (7/6/2017), Kompas.com menyambangi Gedung Dibaleka yang ada di Balai Kota Depok untuk melihat pelayanan publik yang ada di tempat tersebut. Saat tiba di lokasi sekitar pukul 07.50, aktivitas layanan tampak sudah berlangsung dengan terlihatnya interaksi antara warga dengan petugas di loket pelayanan.

Di Gedung Dibaleka, Kompas.com, menyambangi bagian gedung yang menjadi tempat pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, dan Badan Lingkungan Hidup.

Di antara pelayanan publik yang ada di sana, hanya pelayanan publik dari Badan Lingkungan Hidup yang terlihat masih tutup. Kondisi itu berlangsung hingga sekitar pukul 09.00.

Salah satu layanan dari Badan Lingkungan Hidup adalah menerbitkan izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Sementara itu, pelayanan publik dari lima instansi lainnya tampak berjalan normal. Seorang petugas loket di Dinas Pendidikan, Supendi, mengatakan bahwa waktu pelayanan publik saat Ramadhan berbeda dengan waktu kerja pada umumnya karena waktunya berlangsung pada pukul 07.30-14.30 atau dimulai dan diakhiri 30 menit lebih cepat dari jam kerja PNS lainnya.

Itulah sebabnya pelayanan publik yang ada di Gedung Dibaleka sudah dimulai sebelum pukul 08.00.

"Kalau hari biasa (di luar ramadhan) dari setengah delapan (07.30) sampai setengah empat (15.30). Sekarang lebih cepat sejam," ujar Supendi.

(baca: Kota Depok, Tumbuh Pesat Minim Antisipasi)

Seorang warga yang mendatangi pelayanan publik di Dibaleka Balai Kota Depok pada Rabu pagi adalah Indah (53). Dia datang untuk mengurus perpindahan KTP dari Depok ke Cipinang, Jakarta Timur.

Indah mengaku tidak ada kesulitan yang dialaminya selama mengurus proses tersebut.

"Mudah sekali ya Alhamdulillah, langsung. Enggak pakai sekian menit, langsung. Hari ini masuk, Senin disuruh ambil," kata Indah.

Hal yang sama juga dilontarkan Abdul (26), yang mengurus perpindahan KTP dari Bogor ke Depok. Dia juga mengaku tidak mendapat kesulitan dalam mengurus berkas perpindahannya tersebut.

"Tadi cuma kurang fotocopy. Ini lagi disuruh fotocopy sebentar," ujar Abdul.

(baca: Dua PNS Kota Depok Terjaring OTT karena Lakukan Pungli)

Sementara itu, Dede (40) datang untuk mengurus pembuatan Kartu Indonesia Sehat untuk dia dan keluarganya. Namun, dari kelima anggota keluarganya, hanya KIS milik anak bungsu Dede yang sudah jadi, sedangkan proses pembuatan kartu milik Dede, istri, dan dua anaknya terhambat karena menurut petugas mereka masih terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

"Jadi saya harus ke Kantor BPJS dulu. Bayar premi. Katanya gitu. Kalau enggak kartu KIS saya enggak bisa keluar," ujar Dede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com