JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan, ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dibentuk untuk menjawab permasalahan Jakarta.
"Jadi kenapa di Jakarta perlu ada RPTRA, kan enggak ada lahan untuk interaktif masyarakatnya," ujar Taufik di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI, Jalan Letjend Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017).
(Baca juga: Taufik: RPTRA Enggak Mesti Diatur dalam Perda, Ribet Banget)
Atas dasar itu, menurut dia, RPTRA tak cocok dijadikan sebagai program nasional, mengingat kondisi setiap daerah di Indonesia yang beragam.
"Kalau di daerah lahannya luas-luas, banyak. Mau bikin (RPTRA) buat apa? Jadi harus sesuai kondisinya," kata dia.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai, RPTRA merupakan syarat untuk menjadikan Jakarta sebagai kota ramah anak dan perempuan.
Dia berharap, konsep RPTRA bisa diterapkan di daerah lain dan menjadi program nasional.
"Kami sudah ajukan kepada pemerintah pusat bahwa RPTRA ini memang sebagai prasyarat untuk menjadikan kota ramah anak dan perempuan. Ini bisa diterapkan di kota-kota lain sehingga bisa diangkat menjadi program nasional," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu.
(Baca juga: Djarot Ingin RPTRA Diangkat sebagai Program Nasional)