Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Kontrak Transjakarta Tak Puas dengan Sistem Perekrutan

Kompas.com - 12/06/2017, 14:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas PT Transjakarta yang tergabung dalam serikat pekerja menuntut pihak manajemen menaikkan status mereka, dari karyawan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) menjadi karyawan tetap. Ternyata, hal yang sama juga diungkapkan sejumlah petugas yang mengaku tidak tergabung dalam serikat pekerja.

Para karyawan yang terdabung dalam serikat pekerja berunjuk rasa di kantor PT Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur, Senin (12/6/2017) siang.

"Saya baru tahu tadi ternyata pada demo, mogok kerja. Tapi, dari obrolan sesama petugas seminggu terakhir, pada kesal sama sistem perekrutan karyawan di transjakarta," kata seorang petugas berinisial P kepada Kompas.com di Halte Harmoni, Senin.

P menceritakan, pada April 2017, PT Transjakarta membuka lowongan kerja bagi semua bagian dengan prasyarat pendidikan minimal D3 dan langsung dijadikan karyawan tetap. Hal itu membuat para pekerja yang sudah mengabdi sejak lama merasa dibedakan, terlebih status kebanyakan pekerja masih PKWT atau kontrak.

"Terus, ada isu kalau petugas yang umurnya di atas 35 tahun bakal dipecat-pecatin," tutur P.

Hal itu menjadi buah bibir para pekerja di kalangan internal PT Transjakarta. P juga mengetahui bahwa banyak dari temannya yang sudah di atas lima tahun bekerja, tetapi tak kunjung diangkat sebagai karyawan tetap.

Menurut P, selama ini tidak ada masalah dengan gaji dan hak-hak karyawan yang diberikan manajemen PT Transjakarta. Gaji para pekerja disebut semuanya minimal sesuai UMP DKI Jakarta, termasuk mendapatkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

"Status itu penting sih. Menurut saya, kalau gajinya tinggi tapi enggak ada kepastian, kapan saja bisa dicopot, enggak enak juga," ujar P.

Pentingnya status karyawan juga ditekankan petugas transjakarta lain yang berinisial F. Bagi F, mereka bisa menentukan sejauh mana berkarier di sebuah perusahaan tergantung pada status yang disematkan pihak perusahaan kepada karyawannya.

"Minimal kalau sudah karyawan tetap, ada gejolak atau apa, kena PHK, masih dapat tunjangan pensiun dini," ucap F.

Demo yang berwujud pada aksi mogok layanan dari para petugas transjakarta sempat membuat penumpang terlantar beberapa jam sejak pukul 10.00 WIB tadi. Penumpang bahkan diminta turun di tengah jalan sebelum bus tiba di halte.

Namun, pada pukul 13.00 WIB, layanan di sejumlah koridor berangsur normal. Hingga pukul 14.15 WIB, semua layanan tampak telah normal kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com