Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Tinggal di Bekasi, Maute Pemimpin Penyerangan di Marawi Dikenal Tertutup

Kompas.com - 15/06/2017, 12:05 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com –
Omarkhayam Maute atau Omar Maute adalah salah satu pimpinan dari kelompok yang melakukan penyerangan di Kota Marawi, Filipina. Dia pernah tinggal di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Bekasi.

Omar bersama istrinya, Minhati, sempat tinggal di rumah ayah Minhati, KH Madrais.

Dadang (50), suami dari sepupu Minhati, membenarkan bahwa Omar Maute dan Minhati pernah tinggal di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pada 2010 hingga 2011.

Saat tinggal di Bekasi, Omar dianggap sebagai sosok yang sangat religius dan keluarga istrinya mengetahui dia sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di Mesir.

“Agamanya bagus. Jadi islami sekali orangnya. Selalu pakai peci. Saya tidak pernah lihat dia selama di sini itu tidak pakai peci,” ujar Dadang, saat diwawancarai Kompas.com di kediamannya, di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/6/2017) siang.

(baca: Maute, Pemimpin Kelompok Penyerangan di Marawi Beristri Warga Bekasi)

Dia melanjutkan, Omar Maute juga dikenal ramah dan memiliki jiwa sosial tinggi karena sering tergerak membantu orang lain.

Selain itu, kata Dadang, Omar juga sangat disiplin, khususnya saat mengajar anak-anak di pesantren. Menurut Dadang, Omar akan memberi hukuman yang mendidik pada santri yang telat mengaji.

“Bagus juga selama masih dalam koridor. Sering marah tetapi marahnya yang membentuk karakter. Kalau cerita soal keluarganya dia tidak pernah tetapi pernah kalau soal kedisiplinan,” kata Dadang.

Adapun menurut istri Dadang yang merupakan sepupu Minhati, Umi Khulsum (47), saat tinggal di Bekasi, Omar dinilai sangat tertutup, tidak pernah membicarakan soal keluarga dan aktivitasnya di Filipina.

Omar, kata Umi, hanya membandingkan kondisi di Indonesia dengan Filipina. Omar bingung karena pintu rumah-rumah di daerah Desa Buni Bakti selalu tertutup, sedangkan di Filipina pintu rumah selalu terbuka, tidak segan mengajak orang lain masuk untuk makan bersama.

Menurut Umi, Omar bisa berbicara menggunakan Bahasa Indonesia tapi belum fasih.

“Paling cerita itu aja. Sebatas dia kalau di sini (Indonesia) itu disamain sama di sana (Filipina). Enggak tahu kalau dia ternyata begitu (pimpinan kelompok Maute di Filipina). Ceritanya sebatas itu aja,” kata Umi Khulsum.

(baca: Panglima Militer Filipina: Kelompok Maute di Marawi Disokong Politisi)

Kompas TV Dengan menggunakan helikopter, militer Filipina membombardir basis pertahanan kelompok jejaring ISIS, Maute.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com