Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Dipaksa Masuk Lewat Jendela Kereta Tak Ada Lagi di Stasiun Senen

Kompas.com - 22/06/2017, 09:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun terakhir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan sistem tiket untuk kereta-kereta ekonomi. Tujuannya agar calon penumpang sudah mendapatkan kepastian tempat duduk sebelum mereka bertolak ke stasiun.

Sistem itu pula yang membuat saat ini jumlah maksimal penumpang kereta ekonomi sama dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia.

Dulu, sistem seperti ini belum berlaku. Kondisi itu membuat para calon penumpang tidak memiliki kepastian tempat duduk. Akibatnya, stasiun menjadi penuh sesak. Saat kereta tiba, mereka saling berebut masuk. Selama perjalanan, jumlah penumpang yang ada di dalam kereta melebihi kapasitas tempat duduk.

Saat musim mudik tiba, kondisi stasiun pemberangkatan kereta ekonomi dapat dipastikan amburadul. Pemandangan orang tergencet atau anak kecil yang dipaksa masuk lewat celah jendela kereta oleh orang tuanya merupakan hal yang lumrah.

Namun kondisi itu kini tidak terjadi lagi. Tengok saja kondisi stasiun pemberangkatan kereta ekonomi dari Jakarta, yakni Stasiun Pasar Senen. Stasiun Senen kini sudah lebih tertib.

Para penumpang kereta ekonomi masuk ke kereta secara bergiliran melalui pintu yang disediakan. Peron stasiun juga sudah tidak penuh sesak.

Dalam buku Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memuji perbaikan layanan kereta api, khususnya kereta api ekonomi. Menurut Dahlan, mulai membaiknya layanan kereta ekonomi terjadi pada musim mudik Lebaran tahun 2012.

"Stasiun Senen pada hari menjelang lebaran 2012. Itulah hari yang akan dikenang bangsa Indonesia sebagai hari berakhirnya sejarah keruwetan mudik lebaran di stasiun kereta api. Tidak ada orang yang duduk-duduk lesu atau tiduran kelelahan di lantai-lantai stasiun. Tidak ada pemandangan wanita yang berdesakan memasuki pintu kereta. Tidak ada teriakan-teriakan histeris dari orang yang tergencet. Tidak ada tangis bayi yang memilukan. Tidak ada anak kecil yang dipaksakan masuk ke kereta api lewat celah-celah kaca jendela," tulis Dahlan dalam prolog buku tersebut.

Meski secara keseluruhan sudah membaik, masih ada satu kekurangan yang sampai saat ini belum bisa diatasi PT KAI terkait layanan kereta ekonomi, yakni para penumpang yang duduk-duduk dan tiduran di lorong-lorong dan lantai stasiun. Sebagian dari mereka bahkan ada yang menginap.

Sampai saat ini, kondisi tersebut terpantau masih terjadi di Stasiun Senen. Kebanyakan mereka yang yang duduk-duduk dan tiduran di lorong-lorong dan lantai stasiun adalah calon penumpang yang tiba di stasiun terlalu awal. Hal itulah yang terpantau di Stasiun Senen pada Selasa (20/6/2017) lalu.

Takut terlambat dan ketinggalan kereta menjadi alasan mereka rela lama-lama berada di stasiun.

PT KAI sebenarnya sudah mengimbau para calon penumpang untuk tidak tiba di stasiun terlalu awal. Wakil Kepala Stasiun Pasar Senen, Darwoto, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir PT KAI sudah menerapkan sistem boarding pass terhadap penumpang yang akan berangkat.

Dengan sistem ini, penumpang disarankan tiba di stasiun 1-2 jam sebelum keberangkatan.

"Makanya begitu datang ke stasiun langsung check in. Otomatis penumpang sudah dilayani di dalam, ada tempat duduk," ujar Darwoto.

Kompas.com/Alsadad Rudi Para pemudik pengguna kereta yang berangkat dari Stasiun Senen, Jakarta Pusat pada Selasa (20/6/2017).
Menurut Darwoto, imbauan itulah yang tak diindahkan sebagian besar penumpang. Bahkan, kata Darwoto, tak sedikit penumpang yang sudah tiba di stasiun sehari sebelum keberangkatan. Kondisi ini menyebabkan mereka akhirnya menginap di stasiun.

Halaman:



Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com