Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2017, 22:09 WIB

Kisah komplotan perampok yang menewaskan Davidson Tantono (31) di area SPBU di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, 9 Juni, tak jauh beda dari film Hollywood. Dari perencanaan yang rapi, eksekusi yang sadis, pelarian dramatis dengan bumbu kisah percintaan, dan diwarnai latar politik tingkat desa. Perburuan maraton dari pihak kepolisian mengakhiri kisah komplotan yang beranggotakan 11 orang itu.

"Saya ketemu Safril di tempat karaoke, tempat saya kerja. Di daerah Jakarta Pusat, Pak," kata Rachel (41), Rabu (21/6), di Markas Polda Metro Jaya. Rachel adalah kekasih Safril yang sebelumnya disebut Sfl, si otak komplotan perampok itu.

Rachel yang sebelumnya diberi inisial RCL mengikuti pelarian kekasihnya dari Bogor, Lampung, hingga Banyuwangi. Mereka sebenarnya hendak menyeberang ke Bali, tetapi keburu ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya, Senin (19/6). "Saya sebenarnya tidak mau ikut, tapi dipaksa," ujar perempuan yang sebagian ikal rambutnya dicat warna karat itu.

Rachel tahu betul profesi pacarnya, Safril. Di Jakarta Timur, Rachel menyewa satu unit apartemen yang menjadi tempat mereka bertemu, membagi tugas, dan membagi uang.

Selain Safril, ada IR yang juga otak komplotan ini. Namun, polisi tak pernah menyebutkan nama asli IR. Keduanya ditembak mati oleh polisi.

Komplotan ini diperkuat DTK yang juga calon kepala Desa Pardasuka Selatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung, sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah petani. Saat terlibat dalam perampokan, ia sebenarnya dalam masa kampanye.

DTK berperan memilih target korban di bank. Untuk itu, ia memperoleh bagian sekitar Rp 15 juta. Meski tahu dari mana uang itu berasal, DTK tak mengatakan uang itu digunakan untuk dana kampanye pencalonannya.

"Saya diajak Safril ke bank, lalu dikasih uang," ujar DTK, yang ditangkap di kampung halamannya di Lampung.

Topik atau TP yang bertugas sebagai penggembos ban mengaku memperoleh bagian Rp 14,2 juta. Topik mengatakan, dirinya hanya meletakkan sandal jepit yang sudah disisipi batang paku payung yang sudah ditajamkan di depan ban mobil sasaran.

"Saya cuma taruh saat mobil berhenti di lampu merah. Lalu sudah, saya tinggal," ucapnya.

Sebelum perampokan di SPBU di Daan Mogot, komplotan ini sudah 23 kali beraksi di Cirebon dan Jabodetabek, dengan hasil lebih dari Rp 1,6 miliar. Sejumlah Rp 37,5 juta uang hasil rampokan di Daan Mogot digunakan untuk menutup biaya operasional perampokan.

Untuk percobaan pencurian kendaraan bermotor yang menewaskan Italia Chandra Putri (22), Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengatakan polanya berbeda. "Kami terus bekerja keras," ujarnya.

(IRENE SARWINDANINGRUM)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juni 2017, di halaman 25 dengan judul "Akhir Kisah Komplotan Perampok".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com