Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datanglah ke Jakarta dengan Tertib...

Kompas.com - 04/07/2017, 06:28 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Arus balik Lebaran 2017 di DKI Jakarta masih berlangsung. Hingga Senin (3/7/2017), baru 4,2 juta warga yang telah kembali ke Jakarta dari 6,4 juta warga yang meninggalkan Jakarta saat masa mudik Lebaran.

Artinya, sekitar 2,2 juta warga masih berada di kampung halaman dan kemungkinan akan kembali ke Jakarta. Belum lagi pendatang baru yang akan menetap di Jakarta.

Jumlah pendatang baru di Jakarta pasca-Lebaran 2017 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, masa arus balik Lebaran berdekatan dengan tahun ajaran baru dan Jakarta memiliki banyak pilihan instansi pendidikan.

Kantong-kantong pendatang baru juga biasanya ada di daerah perindustrian, hiburan, perdagangan, perekonomian, dan perniagaan.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta akan mengumumkan data pendatang baru dua pekan pasca-Lebaran.

(baca: Pendatang Baru di Jakarta Diperkirakan Lebih Banyak dari Tahun Lalu)

Diimbau tertib administrasi

Pendatang baru di Jakarta pasca-Lebaran 2017 diimbau untuk melapor ke RT/RW domisili setempat. Hal tersebut merupakan bagian dari tertib administrasi.

Selain itu, pelaporan juga bertujuan untuk menjaga keamanan diri dan mengetahui mobilitas penduduk.

"Nanti yang dateng, yang balik ini, kalau dia nambah anggota baru, itu saya imbau untuk melapor," ujar Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Senin (3/7/2017).

Petugas Disdukcapil di kelurahan melibatkan RT/RW juga akan aktif mendata pendatang baru. Mereka akan menyebarkan formulir pendataan ke setiap RT/RW.

"Masuklah ke kota Jakarta dengan tertib. Tinggallah di tempat permukiman, jangan berdiam di tempat-tempat terlarang, di jalur hijau, rel kereta api, pinggir kali," kata Kepala Disdukcapil DKI Jakarta Edison Sianturi.

Operasi bina kependudukan

Setelah mendata pendatang baru, Disdukcapil bersama Satpol PP, Dinas Sosial, kelurahan, polisi, dan TNI akan melakukan operasi bina kependudukan (biduk) mulai H+24 Lebaran.

Operasi biduk dilakukan untuk memberikan peringatan kepada pendatang baru yang tidak tertib. Operasi biduk akan menyasar apartemen, kawasan elite, hingga perkampungan.

Pendatang yang tidak tertib administrasi akan mendapatkan sanksi sosial dari lingkungan RT/RW dan peringatan dari Disdukcapil.

Pemprov DKI Jakarta juga melarang pendatang baru bermukim di sembarang tempat.

"Kalau mereka bermukim di sembarang tempat, di jalur hijau, di rel kereta api, di pinggir kali, dan di tempat-tempat terlarang, secara tegas Pemerintah DKI Jakarta akan menjemput, menertibkan mereka, dan mereka akan ditampung di panti sosial," ujar Edison.

Para pendatang yang tinggal di daerah terlarang akan dibina di panti sosial dan dipulangkan ke daerah asalnya karena dinilai telah menelantarkan diri di Ibu Kota.

Kompas TV Jakarta diperkirakan akan dihadapkan dengan masalah pendatang baru yang ingin mengadu nasib di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com