JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, 187,5 ton sampah puing bedeng telah diangkut dari kolong tol dekat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo.
Sampah-sampah itu sebagian besarnya merupakan sampah kayu dan tripleks yang diangkut dari sisa bangunan semipermanen milik warga yang digusur pada Juni 2017.
Angka itu terhitung sejak 14 Juni hingga 18 Juni 2017. "Di kolong tol Penjaringan, total ritasi 80 rit. Perkiraan 187,5 ton dari tanggal 14-18 juni 2017 dan saat ini sudah selesai," ujar Isnawa kepada Kompas.com, Rabu (5/7/2017).
(Baca juga: Sisa Bangunan Liar di Kolong Tol Kalijodo Ditertibkan Petugas Gabungan)
Isnawa mengatakan, pembersihan sampah di kolong tol bagian Utara telah selesai. Sementara itu, pengangkutan sampah bedeng yang berada di wilayah Barat masih dilakukan.
"Paling juga enggak banyak di Jakarta Barat. Paling banyak di Jakarta Utara," ujar Isnawa. Untuk mengangkut sampah sisa penertiban itu, Dinas Lingkungan Hidup mengerahkan 10 truk sampah ukuran kecil.
Dinas Lingkungan Hidup sebelumnya memprediksi, pengangkutan sampah ini membutuhkan waktu dua pekan dengan berat sampah mencapai 200 ton.
Pada 14 Juni Pemprov DKI Jakarta membongkar 150 bedeng liar yang berdiri di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo.
(Baca juga: Membongkar Bangunan Ilegal dan Prostitusi di Kolong Tol Kalijodo)
Semua bangunan telah diratakan. Sebanyak 1.600 personel gabungan dari kepolisian, TNI, dan satpol PP dikerahkan untuk melakukan pembongkaran tersebut.
Bedeng-bedeng itu digunakan sebagai tempat prostitusi terselubung serta penjualan minuman keras tanpa izin.