JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pemindahan ibu kota negara Indonesia merupakan wacana yang beberapa kali bergulir. Mengomentari itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengenang sejarah singkat wacana pemindahan Ibu Kota tersebut.
"Beberapa puluh tahun lalu saya baca buku tentang pemikiran Bung Karno yang waktu itu tahun 1950-an, mau memindahkan Ibu Kota ke Palangkaraya," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (6/7/2017).
Djarot mengatakan dulu persiapan pemindahan Ibu Kota sudah terlihat. Desain bangunan dan lainnya sudah tersedia di Palangkaraya tapi hingga kini belum terwujud.
"Pada zaman Pak Harto pernah juga Ibu Kota mau digeser ke Jonggol, itu juga tidak bisa dilaksanakan. Kemudian ada juga pemikiran bagaimana kalau Bogor? Bogor juga sulit," ujar Djarot.
Djarot menilai belum terealisasinya wacana memindahkan Ibu Kota selama beberapa era kepemimpinan menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak bisa dieksekusi dengan mudah.
"Karena memindahkan Ibu Kota itu kan bukan hanya memindahkan gedung tapi juga infrastruktur, bukan hanya hardware-nya tapi juga software," ujar Djarot.
(baca: Pemindahan Ibu Kota, Pusat Pemerintahan, atau Keduanya?)
Saat Ibu Kota pindah, kantor-kantor kementerian juga akan pindah ke Ibu Kota yang baru. Begitu pula dengan kantor-kantor kedutaan besar berbagai negara.
Djarot mengatakan masalah ini bukan hanya menyangkut kebutuhan anggaran. Pemindahan Ibu Kota juga harus melalui kajian mendalam. Meski demikian, dia menyerahkan semuanya kepada pemerintah pusat.
"Di Malaysia, Ibu Kota Kuala Lumpur dipindah, tapi (pindahnya) tidak jauh dari Kuala Lumpur dan membuat kajiannya lengkap. Kalau kami di Jakarta ya terserah pemerintah pusat bagaimana kajiannya," ujar Djarot.
Melegakan Jakarta
Djarot menilai tidak ada dampak negatif bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bila Ibu Kota negara dipindah dari Jakarta ke daerah lain. Bahkan, kata Djarot, hal itu justru melegakan.
"Kalau seumpama seperti itu, malah lega kita, ya tho?" ujar Djarot.
Djarot mengungkapkan, idealnya Ibu Kota negara fokus menjadi kota pemerintahan. Namun, hal itu tidak terjadi di Jakarta yang kini menjadi pusat pemerintahan, sekaligus pusat dagang hingga industri.
Meski melegakan, Djarot tetap beranggapan bahwa pemindahan Ibu Kota tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.
"Jadi kalau kami di DKI ya siap-siap saja, tetapi saya tidak yakin pemindahan itu bisa dilakukan dalam satu atau dua tahun ini," ujar Djarot.