JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI yang tidak menunjukkan performa baik juga akan ditutup pada era pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno nanti.
Taufik mengatakan, BUMD yang tidak sehat hanya akan menjadi beban bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"BUMD yang mati ya matiin dong, tutup, bikin beban saja. Gue ada tuh daftarnya, gue kemarin minta tuh daftar BUMD dan yang enggak jelas ternyata banyak, puluhan," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jumat (7/7/2017).
(Baca juga: Taufik Sebut Direksi BUMD DKI Akan Diganti di Era Anies-Sandi)
Menurut Taufik, mempertahankan BUMD yang tidak memberi keuntungan bagi Pemprov DKI hanya menjadi beban.
Taufik mengatakan, beban yang dimaksud bukan hanya soal uang. Pemprov DKI pasti menanggung untung dan rugi BUMD tersebut sesuai dengan saham yang dimiliki.
Jika BUMD itu merugi, Pemprov DKI juga akan rugi. Taufik mengatakan, dia sudah memperkirakan jumlah BUMD yang tidak sehat di DKI Jakarta.
"BUMD yang sehat paling tinggi 15 persen, sisanya kolaps," ujar Taufik. Sebelumnya, Taufik mengatakan, direksi BUMD DKI akan diganti.
(Baca juga: Djarot: Dulu BUMD Itu Banyak Diisi oleh Pensiunan, Bagi-bagi Jabatan)
Perombakan itu akan dilakukan setelah pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Saya kira iya dirombak, tunggu Anies dilantik," ujar Taufik.
"Saya kira semua (BUMD) harus dievaluasi, enggak boleh satu-satu. Karena pasti treatment-nya beda antara gubernur yang lalu dengan gubernur yang akan datang soal BUMD," tambah Taufik.