Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaj Ahmada Viral dan Diolok-olok, Apa Kata Penulis Buku?

Kompas.com - 09/07/2017, 06:32 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Herman Sinung Janutama, penulis buku "Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi", menanggapi pihak yang mengolok-olok isi bukunya tersebut.

Buku karya Herman itu mendapat banyak perhatian hingga olok-olok setelah viralnya kata "Gaj Ahmada".

Saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi yang diadakan di Depok, Sabtu (8/7/2017), Herman menyatakan tidak pernah menulis kata Gaj Ahmada di dalam bukunya. Adapun kata yang dia tulis adalah "Gajah Ahmada".

"Saya sudah bilang saya tidak pernah bilang Gaj Ahmada. Dalam buku saya Gajah Ahmada," kata Herman.

(baca: Penjelasan Muhammadiyah Kota Yogyakarta soal Gaj Ahmada yang Viral)

Menurut Herman, nama Gajah Ahmada diperoleh dari metodologi Mardi Kawi yang dia jadikan landasan dalam penelitian buku "Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi".

Dalam metodologi Mardi Kawi, Herman berujar penyebutan nama Gaj Ahmada dalam budaya masyarakat Jawa tempo dulu tidak mungkin terjadi. Karena bukan menjadi kebiasaan pelafalan oleh masyarakat pada masa itu.

"Dalam metodologi Mardi Kawi yang saya pakai, tidak boleh menulis Gaj-Ahmada. Harus Gajah-Ahmada, atau jadi satu Gajah Mada. Dalam seluruh kata-kata Kawi, adanya Maharaja. Tidak ada Maharaj seperti di India," ucap Herman.

Herman menilai munculnya nama Gaj Ahmada disebabkan adanya kesalahan saat proses produksi buku oleh penerbit terbaru dari buku tersebut.

"Ketika ada di Facebook yang menunjukkan versi terbitan Naura Book itu, kaget saya. Ternyata tulisannya Gaj Ahmada. Waduh ini berarti ada miss antara editor dengan saya," ucap Herman.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com