JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata angkat suara terkait gagalnya mediasi antara manajemen Grab Indonesia dan pengemudi GrabCar yang di-suspend pada 10 Juli lalu.
Mediasi tersebut untuk mencari solusi terkait suspend yang dilakukan manajemen Grab Indonesia terhadap sejumlah pengemudi GrabCar.
(Baca juga: Terjadi Keributan antara Pengemudi dan Manajemen Grab Saat Mediasi)
Melalui keteranga pers resmi yang didapatkan Kompas.com, Rabu (12/7/2017), Ridzki mengatakan, pihak Grab Indonesia telah menyediakan tempat mediasi pada waktu dan lokasi yang disepakati bersama.
Namun, menurut dia, saat manajemen Grab Indonesia mempersilakan perwakilan pengemudi untuk berdiskusi di lokasi, para pengemudi menolak dengan alasan ruangan yang disediakan tidak memadai.
"Para mitra pengemudi yang hadir menolak untuk berdiskusi dengan alasan ruang yang disediakan tidak memadai. Kami telah mempersiapkan ruang diskusi dengan kapasitas yang cukup bagi mitra pengemudi yang ingin mendapatkan penjelasan dan penyelesaian dari status penonaktifan mereka," ujar Ridzki.
Ia mengatakan, pihaknya menyesali iktikad para pengemudi GrabCar yang dinilai tidak menghormati kesepakatan untuk melakukan dialog.
Atas penolakan yang dilakukan para pengemudi, kata Ridzki, manajemen Grab Indonesia tidak akan melayani tuntutan para pengemudi selain melalui jalur komunikasi yang sudah disediakan sebelumnya.
(Baca juga: Mediasi Pengemudi GrabCar dan Manajemen Grab Indonesia Batal)
Perwakilan pengemudi GrabCar, Nur Adim, sebelumnya menyampaikan bahwa manajemen Grab Indonesia tidak melaksanakan kesepakatan yang telah disepakati.
Menurut dia, dalam kesepakatan, ada 10 perwakilan pengemudi GrabCar yang ikut mediasi. Namun, karena ruangan yang cukup kecil, manajemen Grab Indonesia hanya memperbolehkan lima orang perwakilan pengemudi untuk masuk ke dalam ruangan.