Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Grab Indonesia soal Batalnya Mediasi dengan Pengemudi

Kompas.com - 13/07/2017, 10:14 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata angkat suara terkait gagalnya mediasi antara manajemen Grab Indonesia dan pengemudi GrabCar yang di-suspend pada 10 Juli lalu.

Mediasi tersebut untuk mencari solusi terkait suspend yang dilakukan manajemen Grab Indonesia terhadap sejumlah pengemudi GrabCar.

(Baca juga: Terjadi Keributan antara Pengemudi dan Manajemen Grab Saat Mediasi)

Melalui keteranga pers resmi yang didapatkan Kompas.com, Rabu (12/7/2017), Ridzki mengatakan, pihak Grab Indonesia telah menyediakan tempat mediasi pada waktu dan lokasi yang disepakati bersama.

Namun, menurut dia, saat manajemen Grab Indonesia mempersilakan perwakilan pengemudi untuk berdiskusi di lokasi, para pengemudi menolak dengan alasan ruangan yang disediakan tidak memadai.

"Para mitra pengemudi yang hadir menolak untuk berdiskusi dengan alasan ruang yang disediakan tidak memadai. Kami telah mempersiapkan ruang diskusi dengan kapasitas yang cukup bagi mitra pengemudi yang ingin mendapatkan penjelasan dan penyelesaian dari status penonaktifan mereka," ujar Ridzki.

Ia mengatakan, pihaknya menyesali iktikad para pengemudi GrabCar yang dinilai tidak menghormati kesepakatan untuk melakukan dialog.

Atas penolakan yang dilakukan para pengemudi, kata Ridzki, manajemen Grab Indonesia tidak akan melayani tuntutan para pengemudi selain melalui jalur komunikasi yang sudah disediakan sebelumnya.

(Baca juga: Mediasi Pengemudi GrabCar dan Manajemen Grab Indonesia Batal)

Perwakilan pengemudi GrabCar, Nur Adim, sebelumnya menyampaikan bahwa manajemen Grab Indonesia tidak melaksanakan kesepakatan yang telah disepakati.

Menurut dia, dalam kesepakatan, ada 10 perwakilan pengemudi GrabCar yang ikut mediasi. Namun, karena ruangan yang cukup kecil, manajemen Grab Indonesia hanya memperbolehkan lima orang perwakilan pengemudi untuk masuk ke dalam ruangan.

Kompas TV Para pengemudi Grab berencana menggelar aksi demo memprotes kebijakan Grab yang dinilai curang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com