Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Salah Sasaran Saat Standar DP Nol Rupiah Dinaikkan

Kompas.com - 13/07/2017, 14:55 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu program unggulan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, kepemilikan hunian dengan DP (down payment) nol rupiah, dikhawatirkan salah sasaran dari target awal di mana pesertanya untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

Terlebih Sandi beberapa hari yang lalu mengungkapkan, penerima program ini adalah mereka dengan pendapatan Rp 7 sampai 10 juta per bulan.

"Harus dilihat juga jangan sampai ini salah sasaran. Takutnya nanti yang masuk di situ, di Indonesia tahu sendiri ya. Orang bisa pakai identitas ganda sehingga yang menikmati spekulator akhirnya," kata Kepala Ekonom BCA David Sumual saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (13/7/2017) siang.

Kekhawatiran salah sasaran yang dimaksud David adalah peserta program ini bukanlah masyarakat kelas menengah ke bawah, melainkan mereka yang punya dana lebih untuk investasi.

Hal tersebut didasarkan pada UMR (upah minimum regional) Provinsi DKI Jakarta terakhir sebesar Rp 3,3 juta, sehingga mereka yang pendapatannya Rp 7-10 juta dianggap melebihi kelas menengah ke bawah.

Adapun saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, Anies dan Sandi sama-sama mensosialisasikan bahwa penerima program DP nol rupiah adalah warga dengan pendapatan maksimal Rp 7 juta per bulan.

David menilai, pertimbangan Sandi yang menaikkan standar pendapatan penerima program ini bisa jadi atas dasar hitung-hitungan ekonomi secara realistis.

"Itu mungkin terkait dengan anggarannya. Kalau (cicilan) terlalu rendah, subsidi yang diberikan tambah besar. Tapi, kalau (syarat) maksimumnya dinaikkan, ya itu subsidinya lebih kecil. Begitu saja," tutur David.

Skema pembiayaan kepemilikan hunian dengan DP nol rupiah ini tercantum dalam laman resmi Anies-Sandi, www.jakartamajubersama.com.

Baca: Sandiaga: Target Program DP 0 untuk Masyarakat Kelas Menengah dan Rendah

Secara sederhana, program ini memungkinkan warga Jakarta yang terkendala memiliki hunian dengan status milik untuk mengikuti program kredit jangka panjang.

Cara yang akan dilakukan, pemerintah daerah menyubsidi biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk DP hunian tersebut, sehingga peserta program tidak perlu membayar DP lagi alias nol rupiah. Warga cukup melanjutkan cicilan hunian yang mereka tempat tiap bulannya sampai lunas.

Kompas TV Sabtu (18/2) kemarin, pasangan Anies-Sandi mengikuti pengajian yang diselenggarakan salah seorang relawan Anies-Sandi, yaitu Raffi Ahmad. Seusai pengajian, pasangan nomor urut tiga itu menanggapi pro dan kontra terkait program rumah tanpa uang muka yang mereka gulirkan. Menurut Anies dan Sandi, program itu sudah diterapkan di negara lain. Bahkan, jika mengacu pada aturan Bank Indonesia, hal itu bisa diterapkan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com