Apakah hasrat pasangan pemimpin DKI di masa mendatang Anies-Sandi sesuatu yang wajar? Saya akan menjawab "ya" dengan tanda seru karena di masa awal pasangan Jokowi-Ahok pun demikian. Sebagai contoh, program kampung di atas saluran air yang gagal total.
Berbeda dari program kampung deret yang sudah dilaksanakan di beberapa titik karena hanya merenovasi kampung, program kampung di atas saluran air tidak dapat diwujudkan karena bertentangan dengan regulasi yang ada.
Sayangnya, saat ini Gubenur Djarot terlihat melunak terhadap tekanan untuk menerima masuknya program-program mimpi Anies-Sandi. Bisa jadi hal ini terjadi akibat restu Gubernur Ahok di masa-masa menjelang divonis bersalah dalam kasus penodaan agama.
Meski demikian, saya masih sangat berharap pada ketegaran Djarot yang teruji ketika mendampingi Ahok selama ini, agar mampu menyeleksi secara ketat program-program mimpi pemimpin Jakarta selanjutnya.
Akan menjadi sebuah langkah mundur bagi Jakarta ketika nantinya anggaran DKI gagal meneruskan pembangunan yang menjadikan Jakarta lebih baik. Ekonom pemenang Nobel asal Amerika, James M Buchanan, sangat percaya bahwa konstitusi berperan dalam menentukan arah ekonomi di masa mendatang.
Justru dengan berkeras hati tetap meneruskan penyusunan RABD DKI secara proper berdasarkan e-budgeting, Gubenur Djarot akan menjadi bukti bahwa tiga gubernur DKI, yakni Jokowi-Ahok-Djarot, menjadi ujung tombak mewujudkan keseimbangan kepentingan negara dan masyarakat. Ini demi Jakarta yang semakin baik.
Berkeras hatilah Gubernur Djarot. Meski kini sendirian, teruslah temui warga di Balai Kota, jawab seluruh pesan pendek mereka. Dan, yang paling penting, jangan pulang terlalu cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.