JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendatangi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang berlokasi di Marunda, Jakarta Utara, pada Minggu (16/7/2017). Kunjungan Budi kali ini terjadi enam bulan setelah tewasnya seorang taruna bernama Amirulloh Adityas Putra (19) pada 10 Januari 2017.
Amirulloh merupakan taruna tingkat I STIP yang tewas dianiaya seniornya. Kepada seluruh taruna yang berkumpul di sebuah lapangan kosong di STIP, Budi menyampaikan rasa harunya melihat perubahan di sekolah pelayaran tersebut setelah kejadian naas yang menimpa seorang taruna sekolah itu.
Kepada para taruna, Budi meminta maaf karena sempat menghentikan sementara proses pendidikan di STIP usai tewasnya Amirulloh.
"Saya terharu bahkan meneteskan air mata melihat kegembiraan, semangat kalian. Saya menyampaikan maaf, saya melakukan tindakan itu (penghentian sementara) karena ada satu perbuatan yang kurang baik dari segelintir (taruna), bukan semangat kalian," ujar Budi.
(baca: Evaluasi Kekerasan di STIP, Taruna Tingkat I Dipindah ke Tangerang)
Budi berharap peristiwa yang menimpa Amirulloh tidak terulang. Budi mengatakan telah meminta Ketua STIP Sahatua Simatupang untuk memperketat pengawasan antara taruna junior dan senior.
"Amirulloh sudah bersekolah di sini dan saya ingin sekali kejadian itu adalah kejadian yang terakhir. Jangan lakukan tindakan yang tidak patut kalian lakukan. Kalian adalah masa depan bangsa dan pengganti kami. Kalian harus bersemangat," ujar Budi.
(baca: Kejadian Penyiksaan Berulang, STIP Perlu Dievaluasi)
Kematian taruna STIP bukan pertama kali terjadi. Selain Amirulloh, sejumlah taruna STIP yang tewas karena kekerasan seniornya ialah Agung Bastian Gultom, tewas pada 2 Mei 2008; Jegos, taruna yang tewas pada 2008; dan Dimas Dikita Handoko, taruna yang tewas pada 2014.
(baca: STIP Bekukan Semua Kegiatan yang Rawan Kekerasan)