JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMAN 6 Jakarta, Helmi Rosana, mengklaim sekolahnya kini bebas dari kekerasan dan perundungan (bullying).
"Alhamdulillah beberapa tahun belakangan ini bekerja sama dengan Polres Jakarta Selatan tingkat kerawanan dari sekolah kami bisa dikatakan nol ya. Mungkin yang terjadi cuma lirik-lirikan gitu aja nggak sampai kaya dulu langsung pukul-pukulan, sangat berbau kekerasan. Tidak ada," kata Rosana usai upacara pagi di SMAN 6 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/7/2017).
Baca juga: Program Terkesima Polres Jaksel, Antar Siswa SMAN 6 Jakarta
Rosana mengatakan selama beberapa tahun ini, tradisi kekerasan diredam dengan cara membuat kegiatan yang mempersatukan pelajar dari tingkat pertama hingga tingkat ketiga. Kegiatan itu antara lain, Paskibra yang kini tak hanya diikuti oleh Kelas 12 tetapi juga Kelas 10 dan 11.
"Kemarin juga waktu masuk ke sekolah, kakak kelas menjemput di depan memberikan permen. Itu ide yang bagus, menggambarkan bahwa kami ini manis lho kepada adik-adik, tidak akan mem-bully," ujar Rosana.
Selain menekan kekerasan dengan cara-cara persuasif, SMAN 6 juga menerapkan kebijakan yang tegas bagi pelaku kekerasan. Mereka yang terbukti melakukan kekerasan terhadap pelajar lain terancam dikeluarkan. Bahkan jika aksi kekerasan dilakukan di luar sekolah, bisa berujung pada sanksi pidana.
"Kalau kamu terbukti ada bullying, ada tawuran di luar sekolah itu sanksinya bukan dari sekolah tapi pihak berwajib. Karena kamu dianggap bukan anak sekolah tapi masyarakat, bukannya nakut-nakutin tapi kami ingin memberikan efek jera," kata Rosana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.