Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku "Bullying" Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Masih Teman Sekelas

Kompas.com - 17/07/2017, 11:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Para mahasiswa terduga pelaku perundungan atau bullying terhadap temannya yang berkebutuhan khusus diketahui berstatus mahasiswa semester dua di Kampus Universitas Gunadarma.

Wakil Rektor III Universitas Gunadarma Irwan Bastian mengatakan, baik terduga pelaku maupun korbannya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi angkatan 2016.

Dari yang terekam dan viral di media sosial, Irwan menyebut peristiwa terjadi di Kampus Universitas Gunadarma yang ada di Kelapa Dua, Depok.

"Angkatan 2016. Mereka, baik korban maupun para pelaku teman satu kelas sebetulnya," ujar Irwan saat ditemui di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).

Menurut Irwan, sampai saat ini para mahasiswa yang diduga menjadi pelaku bullying di Kampus Universitas Gunadarma ada tiga orang. Irwan menyatakan pihaknya akan segera memanggil ketiganya.

Ia menyebut hasil pemeriksaan terhadap ketiga terduga pelaku inilah yang nantinya akan menjadi dasar pemberian sanksi.

"Yang jelas di Gunadarma ada tata tertib kehidupan kampus yang harus dipatuhi oleh mahasiswa. Jadi nanti kalau dari hasil penyelidikan para pelaku itu bersalah, tentu akan ada sanksi yang harus diterima," kata Irwan.

Irwan mengaku belum bisa memastikan apakah ketiganya pasti akan disanksi. Ia juga belum bisa memperkirakan jenis sanksi yang akan dijatuhkan. Sebab, ia menyebut pihak rektorat akan mencocokan lebih dulu data yang diterima dengan keterangan terduga pelaku.

"Saya belum bisa berandai-andai apakah ini bercanda yang berlebihan atau memang ada hal-hal yang lain. Makanya saya belum bisa memutuskan," kata Irwan.

Baca: Polisi Selidiki Video Mahasiswa "Bully" Remaja Berkebutuhan Khusus

Sebuah video memperlihatkan aksi bullying kepada seorang pemuda yang diduga berkebutuhan khusus. Rekaman ini ramai beredar di media sosial dan menjadi viral. Dalam video tersebut tas korban ditarik oleh seorang mahasiswa.

Korban pun berusaha untuk melepaskan diri hingga terhuyung. Akhirnya si korban berhasil lepas dan sempat melemparkan tong sampah kepada pelaku.

Para mahasiswa lainnya yang melihat kejadian ini bukannya menolong malah ikut menonton sambil bertepuk tangan.

Kompas TV Tim Medsos Anies-Sandi Mengaku Mendapat Bully di Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com