TANGERANG, KOMPAS.com - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari menyebut peredaran narkoba di Indonesia semakin marak. Arman mengetakan hal itu berdasarkan data pengungkapan kasus oleh aparat gabungan dan profil pelaku yang diamankan.
"Modus operandi dan pelaku-pelaku yang terlibat di dalam peredaran narkoba ini semakin hari kelihatannya semakin canggih, beragam, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat," kata Arman, dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (18/7/2017).
Arman menuturkan, dari kasus-kasus yang diungkap petugas BNN bersama sejumlah aparat terkait, beberapa di antaranya melibatkan ibu rumah tangga. Modus penyelundupan tidak seluruhnya baru, tetapi pergerakan para kurir maupun pengedar dinilai lebih gencar dan merata ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Salah satu modusnya adalah menyembunyikan narkoba di dalam sepatu. Juga di Palembang, menyembunyikan narkoba yang akan dibawa ke Batam, dicampur dengan buah-buahan dan makanan-makanan ringan," tutur Arman.
(baca: Tim Pengungkap 1 Ton Sabu hingga Polisi Penolong Dapat Pin Emas dari Kapolri)
(baca: Dua Pria Ditangkap, 5 Kg Sabu Asal Malaysia Disita)
Adapun dalam waktu tiga hari, yakni 14-16 Juli 2017 terungkap lima kasus di penjuru Indonesia dengan total barang bukti yang diamankan hingga 50 kilogram narkotika jenis sabu.
Pengungkapan itu dilakukan tidak lama setelah tim gabungan kepolisian Satgas Merah Putih mengungkap penyelundupan satu ton sabu dari China di kawasan Anyer, Banten, Kamis (13/7/2017).