Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Pembinaan, Anak-anak Pelaku "Bullying" Dikirim ke Panti Sosial

Kompas.com - 19/07/2017, 09:03 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (19/7/2017) malam, sembilan pelajar yang mengenakan seragam SD dan SMP, digiring keluar dari Mapolsektro Tanah Abang setelah menjalani pemeriksaan selama 10 jam.

Mereka adalah AS ( siswa SMPN 273), HR (SMP Muhammadiyah 6), RA (SD Muhamadiyah 56), RZ (SDN Kebon Melati 03), RN (SDN Kebon Melati 02), SA (SDN Kebon Kacang 01), AA (SDN Kebon Kacang 03), SN (SDN Kebon Kacang 01), dan F (SDN Kebon Kacang 01). Kesembilan bocah itu merupakan pelaku perundungan (bullying) terhadap teman mereka sendiri yang berinisial SW di Thamrin City, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/7/2017) lalu.

Video tentang aksi bullying itu viral di media sosial, menjadi perbincangan para netizen, menarik perhatian aparat pemerintah, dan akhirnya mengantarkan sembilan anak itu ke Panti Sosial Mardi Putera (PSMP) Handayani untuk dibina selama tiga bulan.

Baca juga: Pelaku Bullying di Thamrin City Dibawa ke PSMP Handayani

Adi Susanto, pengacara para pelaku, menyebut bahwa dalam pemeriksaan, kesembilan anak itu mengakui dan menyesali perbuatan mereka.

Pelaku dengan korban sebenarnya teman satu geng.

"Jadi ada dua geng, gengnya korban itu BOS (Brother of Santay) sama yang anak SD itu gengnya namanya Cewe-cewe Kebon Pala Punya Cerita (CCKPPC)," kata Adi di Mapolsektro Tanah Abang, Selasa malam.

Kesembilan pelaku dan korban merupakan teman sepermainan di Kebon Melati, Kebon Kacang, dan Kebon Pala di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Geng itu mayoritas diisi  perempuan, namun ada dua anak laki-laki, salah satunya belum dikhitan dan mengaku hanya ikut-ikutan setelah diajak untuk menganiaya SW.

Perseteruan itu bermula dari saling ejek di media sosial. Antara pelaku dengan korban kerap menggunakan kata-kata kasar.

Kekerasan yang dialami SW berawal saat salah satu pelaku berinisial F menanyakan kenapa SW tak pernah main lagi ke Boncang (Kebon Kacang). SW disebut mengajak F duel. Duel hampir terjadi pada Selasa tetapi batal.

Pada Kamis, F dan teman-temannya sudah siap tetapi SW berhalangan hadir. Keesokan harinya selepas shalat Jumat, mereka bertemu di Thamrin City dan terjadilah kekerasan yang divideokan itu dan videonya beredar luas.

SW bersama orangtuanya kemudian membuat laporan ke Polsek Metro Tanah Abang terkait kekerasan yang diterimanya. Video itu disebarkan oleh salah satu anak yang ikut dalam penganiayaan.

Polisi pun serius menangani dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan terhadap korban serta pelaku. Masyarakat, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang kemarin meninjau SMPN 273 tempat salah satu pelaku bersekolah, menaruh perhatian besar pada masalah itu.

Lihat juga: Mendikbud Tak Masalahkan Pencabutan KJP Sembilan Pelaku Bullying

"Kesepakatan dari Kementerian Sosial itu diversi, artinya anak-anak ini untuk langkah penyidikan tetap... dibawa ke panti sosial," kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Suwarno.

Suwarno menjelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, polisi melibatkan pekerja sosial profesional dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan petugas Balai Pemasyarakat (Bapas) untuk menentukan hukuman melalui diversi atau penyelesaian di luar pengadilan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com