Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Gunadarma Akan Buat Sistem Monitoring "Bullying"

Kompas.com - 20/07/2017, 08:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Universitas Gunadarma akan membuat sistem monitoring untuk mahasiswanya yang berstatus berkebutuhan khusus. Sistem tersebut dibuat setelah adanya kasus perundungan atau bullying terhadap seorang mahasiswa berinisial MF (19) di kampus itu.

Rektor Universitas Gunadarma, Margianti, mengatakan dengan sistem monitoring itu, pihak kampus akan lebih mudah mengawasi keberadaan mahasiswanya yang berstatus anak berkebutuhan khusus. Tujuannya untuk mencegah potensi bullying seperti yang dialami MF.

"Di mana nanti akan ada sistem monitoring dari dosen maupun kawan-kawan yang akan memberi info kepada pengelola jika di kelas ini ada yang agak sedikit berbeda," kata Margianti di Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Rabu (19/7/2017).

Menurut dia, Universitas Gunadarma sebenarnya sudah punya basis datab tentang mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Namun selama ini, pihaknya tidak memberikan perlakuan khusus. Sebab, kata dia, peraturan yang berlaku menyatakan tidak boleh ada perbedaan aturan antara mahasiswa normal maupun yang berkebutuhan khusus.

"Tapi ke depannya Gunadarma akan membuat semacam hak orang ABK (anak berkebutuhan khusus). Kalau memang ada, maka dia akan punya hak-hak khusus," kata Margianti.

Kasus bullying terhadap MF mencuat dengan beredarnya sebuah video di media sosial yang memperlihatkan ia sedang di-bully oleh beberapa teman sekampusnya.

Dalam perkembangan kasus itu, pihak universitas menjatuhkan sanksi kepada 13 mahasiswa. Mereka diberi sanksi yang berbeda-beda sesuai kesalahan yang dilakukan.

Sanksi terberat adalah skors 12 bulan kepada tiga mahasiswa, sedangkan sanksi teringan berupa peringatan tertulis kepada sembilan orang mahasiswa.

"Kami mengutuk dan tidak membiarkan tindakan bullying ini. Justru bagi orang yang tahu dan membiarkan itu termasuk ada sanksinya," kata Margianti.

Baca juga: Tiga Pelaku Bullying Mahasiswa di Gunadarma Diskors 12 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com