Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis UMKM: Tenda PKL Berlogo Pemprov DKI Tanpa SK Walikota, Ilegal

Kompas.com - 20/07/2017, 13:55 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Koperasi, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan Perdagangan DKI Jakarta, Irwandi, mengatakan meski berlogo Pemprov DKI, tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL) tanpa SK Wali Kota dianggap ilegal.

"Ilegal itu. Itu kan kami udah ngelarang, kalau enggak ada SK (Surat Keputusan) Wali Kota soal loksem (lokasi sementara), tidak boleh," kata Irwandi kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2017).

Baca juga: Berdiri di Atas Trotoar, 170 Tenda PKL Berlogo Pemprov DKI Ditertibkan

Ia mengatakan, pihaknya sudah mengetahui rencana penertiban 170 tenda PKL di jalan Krendang Utara, Tambora, Jakarta Barat berlogo Pemprov DKI Jakarta oleh petugas gabungan pada Rabu kemarin.

"Pembuatan tenda itu cuma bisa-bisanya koordinator pedagang aja. Makanya waktu ditertibkan Satpol PP Tambora kemarin ya saya diam aja, emang ilegal kok," kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya sebenarnya telah mengingatkan para PKL di Jakarta agar tak melakukan tindakan semacam itu. Menurut dia, jika pembuatan tenda itu tetap dilakukan tanpa persetujuan dari pemerintah setempat, pedagang sendirilah yang akan dirugikan.

"Kan nanti pada akhirnya akan terjadi pungutan kepada pedagang, beli tenda, memang iya beli tenda, tapi dari dia sendiri bukan dari kami, tidak resmi dan mengganggu ketertiban," kata dia.

Jika para PKL yang tergabung dalam paguyuban pedagang telah mendapat SK loksem dari Wali Kota, mereka akan diberikan berbagai kemudahan.

"Nanti akan ditata tempatnya, lalu selain dari swadaya, tenda juga bisa didapat dari program CSR seperti yang ada di Kramat dan Duren Kalibata. Kami juga akan melakukan pembinaan," kata dia.

Selain menertibkan 170 tenda, Satpol PP Kecamatan Tambora yang bekerjasama dengan anggota polisi, TNI dan Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) juga menertibkan 6 unit gerobak PKL, 1 pompa air, 1 terpal PKL, 35 lapak PKL dan 33 buah bangku kayu.

Kasatpol PP Kecamatan Tambora, Ivand Adilyan Anugrah mengatakan, sebelum melakukan penertiban pemerintah setempat telah menyarankan para pedagang untuk sementara waktu menerapkan sistem bongkar pasang tenda agar di jam-jam kerja tidak mengganggu pejalan kaki yang hendak melintas.

"Jadi enggak dari pagi dipasang. Misal mau buka jam 18.00 WIB, ya bisa loading barang dari jam 17.00 WIB. Namun ternyata belum dilakukan, jadi kami tertibkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com