Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Djarot, Ahok Ubah Persepsi soal BUMD yang Hanya Habiskan APBD

Kompas.com - 21/07/2017, 21:56 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menceritakan bahwa badan usaha milik daerah (BUMD) dulu dipersepsikan sebagai badan usaha yang hanya menghabiskan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Namun, saat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memimpin DKI, Djarot menyebut persepsi itu berubah.

"Ternyata BUMD dulunya ketika saya masih di Jawa dipersepsikan sebagai satu badan usaha yang tidak profesional, sebagai badan usaha yang hanya bisa menghabiskan APBD. Tapi begitu masuk ke sini, ketemu Pak Ahok, ada perubahan besar sekali di dalam tata kelola," ujar Djarot.

Baca: Djarot Mewakili Ahok Minta Maaf kepada Direksi BUMD DKI

Djarot menyampaikan hal tersebut dalam acara halalbihalal BUMD DKI Jakarta di Candi Bentar, Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2017).

Menurut Djarot, perubahan besar saat Ahok menjabat sebagai gubernur dimulai dari rekruitmen jajaran direksi, komisaris, hingga badan pengawas BUMD.

Djarot menuturkan, pemikiran Ahok tentang rekruitmen dan pemutusan hubungan kerja jajaran BUMD yakni tidak dilakukan satu per satu, melainkan satu paket.

Tujuannya tak lain untuk menghilangkan pola pikir lama yang menganggap BUMD hanyalah badan usaha yang tidak profesional dan sulit dikontrol. Hal tersebut pun membuahkan hasil saat diaplikasikan.

"Kita bisa melihat bahwa BUMD yang ada sudah sangat profesional," kata dia.

Baca: Djarot: Dulu BUMD Itu Banyak Diisi oleh Pensiunan, Bagi-bagi Jabatan

Djarot menuturkan, BUMD dibentuk bukan hanya untuk menggerakkan roda perekonomian di Jakarta.

Di samping itu, BUMD juga harus melindungi masyarakat tidak mampu guna mempersempit kesenjangan antara orang yang kaya dan miskin.

Dalam mengelola APBD, Djarot menyebut bahwa BUMD harus menjalankan dua nilai, yakni bisnis dan pelayanan publik.

"Kalau hanya orientasinya hanya pada bisnis itu lebih mudah, cari keuntungan sebesar-besarnyanya itu mudah, kalau untuk pelayanan lebih baik itu mudah. Tapi menggabungkan dua ini sulit, makanya sistemnya kami ubah," ucap Djarot.

Dia pun yakin seluruh BUMD DKI Jakarta sudah profesional dalam menjalankan fungsinya dan akan terus menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Megapolitan
Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com