JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Simpang Susun Semanggi sudah mulai memperlihatkan bentuk indahnya yang menyerupai daun semanggi. Menurut Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, ada filosofi yang mengandung pesan mendalam dari desain daun semanggi itu.
"Sebetulnya, si daun semanggi itu adalah sebagai suh atau pengikat," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (24/7/2017).
Djarot menjelaskan, pengikat dalam hal ini bisa diartikan sebagai pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Bisa juga diartikan pengikat atau penyatuan wilayah-wilayah Jakarta. Semua diikat dan dibuat "bulat" seperti lingkaran Semanggi.
Filosofi yang jauh lebih lengkap disampaikan Djarot melalui akun instagramnya di @djarotsaifulhidayat. Djarot memosting foto Simpang Susun Semanggi yang mirip daun semanggi jika dilihat dari atas. Djarot menulis, tanaman semanggi biasanya tumbuh di area sawah, rawa, dan saluran irigasi.
Baca juga: Djarot: Sertifikat Laik Fungsi Simpang Susun Semanggi Sudah Terbit
Djarot mengatakan ada cerita bahwa kawasan Karet-Semanggi dulunya ditumbuhi banyak tanaman semanggi. Dia menerka-nerka, apakah Sutami yang dulu merupakan Menteri Pekerjaan Umum mengambil nama semanggi berdasarkan cerita itu.
"Konon, area Karet Semanggi Jakarta dulu adalah rawa-rawa yang banyak tumbuh tanaman Semanggi. Apakah Ir. Sutami terinspirasi dari tanaman ini untuk proyek gagasannya, atau kemudian yang menginspirasi Bung Karno menamai jembatan ini dengan nama Jembatan Semanggi?" tulis Djarot.
Djarot mengatakan, Bung Karno yang lebih dulu mengungkapkan filosofi daun semanggi yang seperti suh atau pengikat sapu lidi. Ibaratnya, batang lidi yang sudah disatukan dengan suh akan menjadi kokoh.
"Lidi-lidi yang bersatu akan menjadi kuat. Semanggi dengan satu jembatannya dan 4 daunnya melambangkan penyatuan wilayah Ibukota, sekaligus perlambang persatuan bangsa," ujar Djarot.
Simpang Susun Semanggi akan diresmikan pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia mendatang. Presiden RI Joko Widodo yang akan meresmikannya secara langsung. Pengerjaan pembangunan Simpang Susun Semanggi dilakukan PT Wijaya Karya Tbk.
Dana yang dianggarkan untuk pembangunan proyek itu mencapai Rp 360 miliar. Dana tersebut berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
Jembatan layang Semanggi itu akan terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, dan satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.
Baca juga: Tata Cahaya Lampu di Simpang Susun Semanggi Bisa Diatur Sesuai Tema
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.