JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah listrik yang mati di tiga sekolah di Jakarta Barat sempat menimbulkan pertanyaan bagi Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Listrik tersebut mati karena tiga sekolah itu belum membayar tagihan listrik selama 1 bulan.
Biaya operasional sekolah yang digunakan untuk membayar tagihan listrik biasanya cair setiap tiga bulan. Untuk tagihan listrik bulan Juli, anggarannya baru akan cair pada September.
Djarot merasa heran karena hanya 3 sekolah di Jakarta Barat yang mengalami masalah tersebut di Jakarta. Padahal, biaya operasional semua sekolah baru cair pada September.
"Itu enggak bisa, sekolah yang lainnya kok enggak ada masalah? Kok dia ada masalah? Tiga sekolah dari sekian ratus sekolah loh," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (25/7/2017).
Kepala Suku Dinas Pendidikan 2 Jakarta Barat Uripasih mengatakan penyebab tunggakan listrik di tiga sekolah adalah belum membayar. Adapun, sekolah-sekolah yang mengalami pemadaman listrik adalah SMA Negeri 112 di Meruya, Kembangan, SMA Negeri 85 Srengseng dan SMA Negeri 65 di Jalan Raya Panjang.
Namun, Uripasih menolak menjawab penyebab hanya 3 sekolah itu yang mengalami pemadaman listrik.
"Saya enggak bisa jawab deh yang itu. Saya enggak jawab, kita jawab hanya kenapa sekolah itu diputus (listriknya), karena dia memang satu bulan belum bayar kan di bulan Juli," ujar Uripasih kepada Kompas.com, Jumat (28/7/2017).
Uripasih mengatakan pembayaran listrik biasanya dilakukan oleh pihak sekolah langsung ke PLN. Uripasih membenarkan bahwa tiga sekolah tersebut tidak melakukan transfer ke PLN untuk membayar tagihan listrik.
Baca: Sekda DKI Sayangkan Langkah PLN Padamkan Listrik 3 Sekolah
Namun, Uripasih kembali menolak menjelaskan penyebab hanya 3 sekolah itu yang tidak bisa membayar tagihan listrik, sementara sekolah lain bisa membayar. Uripasih mengatakan hal yang terpenting adalah masalah tersebut sudah selesai.
Tunggakan listrik sudah dibayar dengan menggunakan dana talangan dari Bank DKI.
"Kalau kenapa (hanya 3 sekolah), enggak usah (dijawab), yang penting masalah itu sudah ada, sudah ada solusinya, ya sudah selesai," ujar Uripasih.