JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, penyelundup satu ton sabu yang ditangkap di wilayah Anyer, Banten, dua pekan lalu, telah mematikan sistem pelacakan otomatis pada kapal yang mengakut sabu tersebut.
Para penyelundup melakukan hal tersebut agar keberadaan kapal bernama Wanderlust itu tidak terdeteksi.
"AIS (automatic identification system) itu dimatikan, padahal kapal itu harus nyala," kata Nico saat dihubungi, Jumat (28/7/2017).
Ia menambahkan, para awak kapal juga menghapus data Global Positioning System (GPS) kapal. Saat kapal itu disita, polisi tidak bisa mengetahui rute-rute yang dilalui kapal tersebut sebelum menyelundupkan sabu ke Pantai Anyer, Serang, Banten.
Lihat juga: Tangki BBM Kapal Pengangkut 1 Ton Sabu Telah Dimodifikasi
"Kapal tidak diisi log book-nya dan GPS-nya juga di-delete oleh mereka. GPS kapal yang kami sita di-delete," kata Nico.
Pada 13 Juli 2017 dini hari, tim gabungan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bersama Polres Depok menggagalkan penyelundupan satu ton sabu asal China di eks Hotel Mandalika, Serang, Banten.
Polisi kemudian menangkap empat warga negara Taiwan, yakni Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li. Lin Ming Hui tewas ditembak karena melawan saat hendak ditangkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.