JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana tidak setuju jika Simpang Susun Semanggi disebut sebagai ikon baru Kota Jakarta. Menurut pria yang kerap disapa Sani itu, sebuah ikon tidak hanya bagus secara fisik.
"Menurut kita ikonnya tidak tepat. Karena (ikon) itu bukan hanya tampilan fisik saja, tetapi ikon yang bisa menyelesaikan persoalan substansi Jakarta," ujar Sani di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jumat (28/7/2017).
(Baca juga: DPRD DKI Ragu Simpang Susun Semanggi Bisa Mengurai Kemacetan)
Sani ragu Simpang Susun Semanggi bisa mengurai masalah kemacetan di Jakarta. Sani mengatakan, arus lalu lintas di Simpang Susun Semanggi mungkin hanya lancar dalam beberapa bulan saja.
Setelah itu, kendaraan akan memadati ruas jalan Simpang Susun Semanggi. "Simpang Susun Semanggi jangan sampai jadi ikon, tetapi hasilnya mengecewakan. Kalau di sana macet, bagaimana mau disebut ikon?" ujar Sani.
(Baca juga: Mengapa Pembangunan Koridor 13 Transjakarta Lebih Lama Dibanding Simpang Susun Semanggi?)
Menurut Sani, proyek yang lebih cocok disebut ikon yakni mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT).
Kedua proyek tersebut akan menjadi moda transportasi umum yang membantu masyarakat banyak.
"Menurut saya ikon yang harus jadi kebanggaan Jakarta itu MRT, LRT, itu sangat membantu warga Jakarta. Menurut kami, itulah yang serius jadi ikon di Jakarta," ujar Sani.