Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Positif Gangguan Jiwa, Pencuri Bus Transjakarta Tak Dihukum

Kompas.com - 29/07/2017, 15:56 WIB
Alsadad Rudi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sentot Setiadi, sopir yang diduga membawa kabur bus transjakarta milik Mayasari Bakti ke Jawa Tengah kini menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Sentot mengalami gangguan jiwa, maka pria itu tidak dijerat hukuman pidana.

(Baca juga: Pembawa Kabur Bus Transjakarta Berbicara Ngawur Saat Diperiksa Polisi)

Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo mengatakan, orang yang mengalami gangguan jiwa tidak memenuhi syarat formal hukum acara pidana. Adapun syarat formal hukum acara pidana yakni sehat jasmani dan sehat rohani.

"Jika dinyatakan bahwa yang bersangkutan ada gangguan dalam berpikir atau kejiwaan, maka pemeriksaan tidak akan dilanjutkan," kata Andry saat dihubungi, Sabtu (29/7/2017).

Dalam pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian, Sentot mengaku berada di bawah pengaruh kekuatan gaib saat melakukan aksinya itu.

Meski demikian, polisi tetap memasukkan keterangannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Menurut Andry, dalam waktu dekat pihak kepolisian akan mempertemukan Sentot dengan pihak PT Mayasari Bakti maupun pihak PT Transjakarta.

"Pertemuan untuk mengetahui kondisi yang bersangkutan dan keputusan," ujar Andry.

(Baca juga: Polisi Akan Periksa Kejiwaan Pria yang Bawa Kabur Bus Transjakarta)

Adapun Sentot merupakan sopir cadangan di Mayasari Bakti, salah satu operator layanan bus transjakarta.

Ia disebut baru lima bulan bekerja. Saat kabur membawa bus, Sentot tak membawa uang sepeser pun.

Ia bahkan sempat mencopot kamera CCTV yang dipasang di bus untuk membayar tol. Pelarian Sentot berakhir saat bus yang dikemudikannya menyenggol sebuah truk kontainer di kawasan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah.

Saat itu, Sentot tengah mencoba kabur setelah tidak membayar ketika mengisi bahan bakar di sebuah SPBU.

Kompas TV Transjakarta Koridor 13 Beroperasi 17 Agustus 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com