JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Balai Karantina Ikan dan Keamanan Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan Wilayah Tanjung Priok , Sokhib mengatakan, penyelundupan hewan hasil laut khususnya lobster dilakukan dengan berbagai modus.
Kebanyakan penyelendupan menggunakan akses dari bandara. Sokhib mengatakan, modus yang pernah ditemui dengan memasukan lobster ke dalam plastik dan menyamarkannya dengan kiriman mainan anak-anak. Lobster dikemas sedemikian rupa sehingga sulit dibedakan dengan kiriman mainan.
"Pernah modus berubah, dia campur sama mainan anak-anak. Yang pasti seperti modus narkoba, mirip-mirip," ujar Sokhib di Mapores Jakarta Timur, Senin (31/7/2017).
Baca: Penyelundupan 13.600 Bibit Lobster Digagalkan di Bandara Halim
Modus lain dengan memasukan lobster ke sebuah koper. Modus ini merupakan modus lama yang dulunya kerap dilakukan para penyelundup. Modus ini juga yang dilakukan penyelundup lobster yang diungkap di Bandara Halim Perdanakusuma pada Minggu (30/7/2017).
Sebanyak 13.600 bibit lobster dimasukan ke dalam sebuah koper yang di dalamnya dilapisi bahan lain untuk menghindari deteksi mesin x-ray. Namun, petugas bandara menggagalkan penyelundupan itu saat melihat koper yang dibawa meneteskan air.
"Ini balik ke modus lama pakai koper, koper yang seperti koper mewah. Kami lakukan pengetatan juga bekerjasama dengan aparat bandara," ujar Sokhib.
Baca: Bibit Lobster yang Diselundupkan Lewat Bandara Halim Bernilai Rp 3 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.