JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur menunggak pembayaran iuran air dan listrik.
Sejak Januari 2016 hingga Juli 2017, tunggakan listrik dan air di rusun tersebut mencapai Rp 890 juta.
Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Rawa Bebek Ade Setyartini saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/8/2017) mengatakan, kebanyakan para penghuni menunggak dengan alasan belum memiliki uang.
(Baca juga: Sekda DKI Minta Penghuni Rusun Kurangi Merokok agar Mampu Bayar Sewa)
Rusun Rawa Bebek dihuni warga gusuran, seperti warga eks Pasar Ikan, Jakarta Utara, hingga warga Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Kebanyakan warga tersebut belum memiliki usaha atau pekerjaan tetap. "Kalau keseluruhan sekitar Rp 890 juta. Kebanyakan kan mereka relokasi, enggak punya pekerjaan," ujar Ade.
Ia menyampaikan, tunggakan paling tinggi untuk satu keluarga sebesar Rp 4 juta. Terkait masalah warga rusun, Ade menyampaikan bahwa pihak pengelola telah berusaha membantu perekonomian mereka.
Salah satu upayanya yakni memberikan pelatihan menjahit dan menyediakan tempat berjualan di rusun gratis. Rusun ini dihuni 781 kepala keluarga dan 105 lajang.
"Di selasar mereka bisa berdagang, silakan itu gratis hanya kebersihan saja dijaga. Di sini ada usaha-usaha menjahit untuk warga. Kalau mereka benar-benar enggak sanggup bayar ada juga lewat Baziz," ujar Ade.
Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Meli Budiastuti mengatakan, total tunggakan sewa rumah susun (rusun) di DKI Jakarta hingga bulan Juni mencapai Rp 32 miliar.
(Baca juga: Kritik soal Penggusuran dan Saran Lulung Turunkan Harga Sewa Rusun)
Menurut dia, penghuni rusun menunggak karena mereka tidak mampu membayar uang sewa. Penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Untuk bulan Juni (tunggakan) sudah meningkat menjadi Rp 32 miliar," kata Meli di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (31/7/2017).