Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pasar Ikan Jadi Mayoritas Penunggak di Rusun Rawa Bebek

Kompas.com - 03/08/2017, 16:38 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Rawa Bebek Ade Setyartini mengatakan, mayoritas penghuni yang menunggak sewa, listrik, dan air di Rusun Rawa Bebek berasal dari warga gusuran Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dihubungi Kompas.com, Kamis (3/8/2017), Ade mengatakan, alasan warga tersebut menunggak karena belum memiliki uang. Warga Pasar Ikan mulai menghuni rusun pada April 2016.

Kebanyakan dari mereka, kata Ade mengaku belum memiliki pekerjaan atau usaha sepeninggal permukiman mereka digusur.

Kebanyakan dari warga Pasar Ikan membangun usaha di tempat tinggal mereka yang lama. Tunggakan di Rusun Rawa Bebek mencapai Rp 890 juta.

"Kebanyakan yang menunggak dari warga Pasar Ikan. Mereka belum bayar sejak mereka pindah ke mari," ujar Ade.

Ade mengatakan, pihaknya tak langsung memberikan sanksi kepada para penghuni. Beberapa mekanisme seperti teguran, hingga peringatan keras akan diberikan.

Jika para penghuni tak menggubris peringatan itu, maka pihak pengelola akan menyegel unit rusun yang mereka tempati.

Baca: Penyebab Tarif Air Bersih di Rusunawa Rawa Bebek Capai Rp 5.500/Kubik

Ade menjelaskan pernah mendapat gertakan dari salah satu penghuni rusun dari warga Pasar Ikan yang mengancam akan kembali ke Pasar Ikan jika pengelola menagih tunggakan sewanya terus meneru.

"Ada yang bilang pengen kembali ke Pasar Ikan. Saya bilang ya sudah silahkan. Tapi kenyataanya enggak ada yang balik ke sana, cuma gertakan saja," ujar Ade.

Selain warga Pasar Ikan, warga gusuran lain seperti dari warga Bukit Duri juga ditempatkan di rusun tersebut. Tercatat ada 886 kepala keluarga yang tinggal di Rusun Rawa Bebek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com