JAKARTA, KOMPAS.com - Pasukan warna di Jakarta mendapat apresiasi yang begitu tinggi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Apalagi, setelah dua kota administrasi di Jakarta, yaitu Jakarta Pusat dan Selatan memperoleh Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(Baca juga: RPTRA dan Bank Sampah, Alasan Jakpus dan Jaksel Raih Adipura 2017 )
Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) setiap kelurahan, PHL Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat (pasukan oranye), PHL Sudin Bina Marga (pasukan kuning), PHL Sudin Pertamanan dan Kehutanan (pasukan hijau), dan PHL Sudin Sumber Daya Air (pasukan biru) berbondong-bondong datang ke Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (3/8/2017).
Mereka ingin ikut membawa Piala Adipura yang menjadi kebanggaan mereka.
"Mereka ini yang minta, 'Itu kebanggaan kami, kami ikut dong nganter ke Balai Kota.' Ya bagaimana, ya sudah kami persiapkan sekalian. Jadi hanya dari kantor ke sini dan dari sini ke kantor," ujar Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede.
Diapresiasi Sekda DKI
Apresiasi terhadap pasukan warna juga datang dari Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. Saat penyerahan Piala Adipura di Balai Kota, Saefullah yang merupakan pejabat eselon I itu bahkan menyapa "pasukan oranye" dengan sebutan "yang mulia".
"Dan yang mulia, pasukan oranye," ujar Saefullah. Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede dan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi tersenyum lebar melihat respons pasukan oranye yang senang karena disapa Saefullah.
Saefullah mengatakan, PHL seperti pasukan oranye memiliki andil dalam peraihan Piala Adipura oleh Pemkot Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Menurut Saefullah, dulu pegawai harus berpura-pura melakukan bersih-bersih saat tim penilai Adipura datang melihat kebersihan di wilayah Jakarta.
Namun, kata Saefullah, kini hal itu tidak pernah dilakukan lagi karena kebersihan Jakarta tetap terjaga berkat pasukan oranye.
(Baca juga: PPSU Balas Kritik Ketua DPRD DKI dengan Piala Adipura)
Dia juga menyinggung air mancur menari Monas yang kini sudah diperbaiki. Dulu, wacana perbaikan air mancur menari tidak kunjung terwujud karena butuh anggaran hingga Rp 15 miliar.
Namun, kini air mancur tersebut selesai diperbaiki dengan hasil patungan. Orang yang memperbaiki air mancur juga merupakan PHL yang bekerja di Kantor Pengelola Kawasan Monas.
"Lagi-lagi yang menjadi pahlawan adalah PHL yang ijazahnya STM. Nah sepanjang PHL ini penggajiannya diadministrasi Pemprov dengan baik, saya yakin pekerjaannya juga akan baik," ujar Saefullah.
Kerja keras yang terbayar