Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Darah Tinggi, Pria Ini Adukan Produsen Beras yang Dikonsumsinya

Kompas.com - 04/08/2017, 20:56 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Dedi Tanukusumah (62) melaporkan produsen beras merk Ayam Jago ke polisi. Dedi merasa tertipu dengan label pada kemasan beras yang tidak sesuai dengan apa yang terkandung dalam beras tersebut.

"Bapak Dedi melaporkan beras merk Ayam Jago merah, ayam jago kuning dan maknyus. Yang mana beras merk tersebut di konsumsi klien kami dan di berita-berita sempat lihat dan dikuatkan ahli gizi ada kesalahan atau dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh beras merk tersebut," kata kuasa hukum pelapor, Vicky Alexander Arifin, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/8/2017).

Baca juga: Perkara Kemasan Beras Seret Bos PT IBU Jadi Tersangka

Vicky menambahkan, kliennya penderita deabetes. Kliennya mengkonsumsi beras tersebut lantaran meyakini kandungan karbohidratnya rendah.

"Beliau membeli beras tersebut karena kami tahunya melihat dari kemasan bagus kandungannya. Tapi ternyata informasi diberita ada kesalahan pencantuman label tidak benar. Maka dengan ini datang ke sini melaporkan hal tersebut," kata Vicky.

Vicky mengatakan, gula darahnya klienya bukan rendah tetapi malah makin tinggi setelah mengonsumsi beras Ayam Jago.

Saat membuat laporan, Vicky bersama kliennya membawa barang bukti hasil cek darah dan bungkus beras. Dari hasil uji laboratorium, gula darah kliennya tinggi. Vicky menduga hal tersebut lantaran telah mengkonsumsi beras itu.

"Bisa kami sampaikan, klien kami konsumsi beras tersebut di mana di sini ada hasil tes lab yang menunjukkan kesehatan klien kami makin memburuk. Di sini ada HB1C. Itu rata-rata 3 bulan kadar gula dalam darah jadi naik," kata Vicky.

Menurut Vicky, seharusnya pihak produsen beras mencantumkan komposisi yang terkandung dalam beras tersebut secara jelas.

"Sementara ini dicantumkan AKG yang mana AKG itu digunakan makanan olahan yang siap dimakan. Ini kan beras harus dimasak lagi. Artinya itu bukan AKG yang harus dicantumkan dalam beras itu, tetapi adalah komposisi dari isinya," kata dia.

Dedi menambahkan, setelah dianyatakan mengidap diabetes dirinya menjaga pola hidup sehat. Dia rutin memeriksakan kesehatan ke dokter. Dari hasil konsultasi tersebut, dirinya disarankan mengurangi makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan disuruh mengganti beras yang dikonsumsinya dengan yang berkualitas bagus.

Dedi mengaku telah mengkonsumsi beras dengan merek Ayam Jago sejak tiga tahun lalu. Namun, setelah mengkonsumsi beras tersebut kadar gula darahnya justru semakin naik.

"Saya pilih yang labelnya karbohidrat rendah dan proteinnya tinggi. Tapi ternyata apalagi paling kaget tadi pagi di TV ada ahli gizi menjelaskan bahwa bukan itu (kandungan) isinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com