Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja yang Sempat Didemo Itu Akan Siap Digunakan Saat Natal

Kompas.com - 07/08/2017, 07:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Perjalanan panjang pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara, Kota Bekasi akan menemui ujungnya pada akhir tahun ini.

Panitia pembangunan Gereja Santa Clara menargetkan, bangunan gereja yang sempat ditolak keberadaannya oleh sejumlah kelompok masyarakat itu akan digunakan untuk melayani umat Katolik yang merayakan Hari Raya Natal pada Desember 2017 mendatang.

"Pembangunan berjalan baik sampai sekarang. Kami berharap, di Desember, gereja sudah bisa dipakai. Tidak mungkin selesai semua perfect (sempurna), tetapi ya kami pakai dulu untuk kebutuhan umat," kata Kepala Paroki Santa Clara Romo Raymundus Sianipar ketika ditemui Kompas.com di Gereja Santa Helena, Kota Tangerang, Minggu (6/8/2017).

Raymundus menyampaikan, izin mendirikan bangunan (IMB) untuk Gereja Santa Clara sudah diterbitkan Pemerintah Kota Bekasi pada 2015.

Sejak izin tersebut keluar, pembangunan beberapa kali tersendat hingga sempat terjadi unjuk rasa dari sekelompok orang yang berakhir ricuh pada Maret 2017.

(Baca juga: Unjuk Rasa Penolakan Pendirian Gereja Berlangsung Ricuh)

Saat itu, pengunjuk rasa bentrok dengan personel Polres Metro Kota Bekasi yang ditugasi mengamankan area tersebut.

Setidaknya, lima anggota polisi terluka akibat bentrokan di sana. Para pengunjuk rasa menuntut agar IMB Gereja Santa Clara dicabut. Namun, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan, hal itu tidak akan terjadi.

Bahkan, dalam sebuah kesempatan, Rahmat mengatakan bahwa lebih baik kepalanya ditembak di depan pengunjuk rasa ketimbang dirinya mencabut IMB yang sudah dikeluarkan sesuai izin yang berlaku dan semestinya.

(Baca juga: Keteguhan Wali Kota Bekasi Pertahankan Gereja Santa Clara)

Raymundus menyampaikan, selama ini umat Gereja Santa Clara melangsungkan misa tiap pekannya di ruko kawasan bernama Asri yang hanya muat untuk 200 orang. Sementara itu, setiap kali misa, umat yang hadir bisa sampai 500 hingga 800 orang.

"Umat duduk dengan kursi bakso di aspal depan ruko itu. Kalau hujan datang, ya begitulah akan jadi susah. Memang kebutuhan yang mendesak kami harus punya tempat ibadah," tutur Raymundus.

Pembangunan gereja dilakukan dengan menghimpun dana dari umat Katolik di gereja-gereja naungan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) serta dana yang diberikan umat gereja Santa Clara sendiri kepada pihak panitia.

Dalam kesempatan ini, Raymundus sekaligus ingin memberi pemahaman tentang pandangan pihak lain yang keliru terhadap keberadaan Gereja Santa Clara.

"Sering orang yang tidak mengerti mengatakan, Santa Clara banyak duitnya, gereja terbesar di Asia, lalu duitnya datang dari Vatikan. Pelan-pelan kami beri pemahaman pada mereka bahwa bukan terbesar di Asia karena tanahnya terbatas juga dan tidak ada keinginan membuat terbesar," ujar Raymundus.

(Baca juga: Wali Kota Bekasi: Lebih Baik Tembak Kepala Saya daripada Cabut IMB Gereja)

Gereja Santa Clara dibangun dengan kapasitas 1.200 umat. Pembangunan gereja ini dinilai sangat membantu umat Katolik dalam beribadah. Sebab, saat hari raya Katolik, jumlah jemaah yang beribadah biasanya sampai membeludak.

Raymundus juga berharap, keberadaan Gereja Santa Clara dapat bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Hal itu akan diwujudkan melalui sejumlah kegiatan dan aktivitas yang menunjukkan bahwa Gereja Santa Clara terbuka untuk masyarakat sekitar, atau bukan menjadi tempat ibadah yang eksklusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com