Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga dan Pengacara Kecewa Tak Bisa Lihat Autopsi Jenazah MA

Kompas.com - 09/08/2017, 16:05 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga dan kuasa hukum MA merasa kecewa lantaran tidak diperbolehkan melihat proses autopsi jenazah MA pada Rabu (9/8/2017) di pemakaman TPU Kedondong, Kampung Harapan Baru, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

MA adalah pria yang dikeroyok dan dibakar hidup-hidup oleh sejumlah orang setelah dituduh sebagai pencuri amplifier (penguat sinyal suara) di sebuah mushala di Babelan, Bekasi pada 1 Agustus 2017.

"Saya dan keluarga ingin menyaksikan (proses autopsi). Saya merasa kecewa karena tidak diperbolehkan masuk ke dalam dalam proses autopsi. Karena keluarga belum pernah melihat wujudnya seperti apa. Makanya yang kuat mental yang dimasukkan," kata kuasa hukum keluarga MA, Abdul Chalim, usai proses autopsi.

Lihat juga: Hasil Otopsi MA untuk Landasan Penyelidikan Lebih Lanjut

Ia mengemukakan, polisi telah meminta persetujuan untuk melakukan autopsi jenazah MA dan dikabulkan keluarga. Namun keluarga memiliki persyaratan, yaitu saat autopsi keluarga bisa menyaksikan secara langsung.

"Saya mengajukan permintaan. Saat tadi dokternya masuk, 'Pak saya minta ketika diautopsi kami diizinkan masuk'. Tapi ternyata tidak boleh masuk," kata Abdul.

Menurut Abdul, dokter beralasan, keluarga tidak diperbolehkan menyaksikan proses itu berdasarkan ketentuan kode etik kedokteran. Dia sudah menyampaikan bahwa tidak akan mengganggu dan merecoki apa yang akan dokter lakukan. Namun dokter tetap tidak mengizinkan.

Mereka ingin minta penjelasan dari Mabes Polri apakah permintaan keluarga melanggar hukum atau tidak.

Abdul meminta kasus MA diungkap sedetail-detailnya. Ia berharap, semua pelaku ditangkap.

"Kami meminta untuk memantau setiap perkembangan, untuk ditemukan calon tersangkanya. Saya yakin polisi mampu. Untuk kelas teroris saja polisi mampu menangkap, masak pelaku kejahatan biasa polisi tidak mampu menangkap," kata dia.

Jenazah MA telah dimakamkan sepekan lalu, yakni pada 2 Agustus.

Proeses autopsi dilakukan sejak pukul 10.40 WIB hingga sekitar pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Polisi Tangkap Lagi Tiga Pelaku Pembakar MA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com