Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Dumolid di Toko Kosmetik Mulai Pelajar hingga Orang Dewasa

Kompas.com - 09/08/2017, 18:16 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski mengaku baru beberapa bulan menjual obat-obatan golongan psikotropika, Muhammad Rinaldi (23), pemilik toko obat dan kosmetik di Jalan H Terin, Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok ternyata sudah mendapat banyak pelanggan.

Para pelanggan toko obat Rinaldi sangat beragam mulai dari pelajar hingga orang-orang dewasa.

"Penjualannya bebas, orang dewasa, karyawan, pelajar juga," kata Kanit Reskrim Polsek Mampang Prapatan Iptu Fajrul Choir di Mapolsek Mampang Prapatan, Rabu (9/8/2017).

Fajrul mengatakan, pengungkapan toko kosmetik yang menjual obat-obatan secara ilegal ini bisa dilakukan setelah penyidik menyamar sebagai pembeli.

Baca: Pemilik Toko Kosmetik Mengaku Dapat Dumolid dari Tangerang

Ternyata, tidak perlu menjadi pelanggan atau menggunakan kode khusus, Rinaldi langsung memberikan obat-obatan yang diminta.

"Waktu undercover ya bilang saja mau beli Dumolid, terus dia langsung ambilin dan kasih," ujar Fajrul.

Saat menggrebek pada Sabtu (5/8/2017), polisi menemukan Tramadol sebanyak 4.510 butir, Trihexyphenidyl 2.300 butir, Lorazepam atau Mersi 137 butir, Alprazolam 36 butir, dan Dumolid 12 butir.

Rinaldi biasa menjual obat-obatan ini dua kali lipat lebih mahal dari harga belinya. Ia mengaku membeli obat-obatan itu dari pengedar di Ciledug, Tangerang.

Paling mahal, sebutir Dumolid dijual dengan harga Rp 40.000 sebutirnya. Obat yang termurah yakni Tramadol dengan harga Rp 20.000 untuk satu strip berisi 10 butir.

Atas perbuatannya, Rinaldi dijerat Pasal 60 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika subsider Pasal 196 Juncto Pasal 98 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Dia diancam hukuman lima tahun penjara dengan denda Rp 100 juta subsider 10 tahun penjara dengan denda maksimal Rp 10 miliar.

Baca: Edarkan Dumolid dan Tramadol, Pemilik Toko Kosmetik Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com