JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Green Tower yang berlokasi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, kembali dipenuhi calon jemaah umrah First Travel pada Kamis (10/8/2017).
Seperti pekan-pekan sebelumnya, kebanyakan calon jemaah umrah datang untuk mengurus pengembalian uang dan paspor yang sudah mereka setorkan ke manajemen First Travel.
"Saya ke sini tadinya mau ngurus pengembalian uang sekalian ngambil paspor," kata seorang calon jemaah, Dwi Handayani (52).
Dwi awalnya berencana berangkat umrah bersama suami dan ibunya. Mereka sudah membayar lunas uang sebesar Rp 14,3 juta per orang dan paspor sudah diserahkan kepada pihak First Travel sejak 25 November 2016 lalu dijanjikan berangkat pada Mei 2017.
"Tapi sampai sekarang belum. Dijanjiin lagi berangkat November atau Desember," ujar warga Citayam, Depok itu.
(baca: Polisi Tangkap Pasutri Bos First Travel Terkait Penipuan Umrah)
Nasib serupa juga dilontarkan Indah (50). Dia menyatakan paspornya masih tertahan di First Travel sehingga tidak bisa mendaftar melalui agen perjalanan lainnya.
"Kemarin juga ada promo-promo ke mana gitu jadi susah," ujar warga Pondok Kopi, Jakarta Timur tersebut.
Dua bos utama First Travel, yakni Direktur Utama First Travel Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Desvitasari, yang juga direktur di perusahaan tersebut ditangkap polisi di kompleks perkantoran Kementerian Agama pada Rabu (9/8/2017).
Mereka dibawa ke kantor Bareskrim Polri usai menggelar konferensi pers di Kantor Kementerian Agama.
Keduanya ditangkap karena dianggap menipu calon jemaah yang ingin melaksanakan umrah. Sebelum menetapkan tersangka, penyidik telah memeriksa sejumlah saksi dan ahli.
Setelah keduanya ditangkap, kantor pusat First Travel kini disegel dan membuat membuat para calon jemaah umrah yang hendak mengurus keperluannya tidak bisa naik ke lantai enam dan terpaksa menunggu di lobi gedung yang ada di lantai dasar.
(baca: First Travel Akan Tetap Berangkatkan Jemaah Umrah Paket Reguler)