JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta terus menggenjot pembangunan mass rapid transit (MRT) yang digadang-gadang bakal menjadi solusi kemacetan ibu kota.
Jalur sepanjang 15,7 kilometer yang melintas dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) rencananya bisa digunakan pada Maret 2019.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi beberapa stasiun MRT yang sedang dibangun ini, yakni stasiun sekaligus Depo Lebak Bulus, area special bridge yang menghubungkan jalur MRT TB Simatupang dan Fatmawati, serta Stasiun MRT Senayan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, di Lebak Bulus terlihat pengerjaan konstruksi stasiun, depo, dan gedung administrasi PT MRT Jakarta masih berlangsung.
"Di Depo Lebak Bulus ini sudah terpasang rel untuk kereta dengan panjang 6.000 meter. Ini juga sudah ada batu-batu seperti di rel kereta pada umumnya, progres pemasangannya sendiri baru 10 persen," tutur Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim.
Baca: 5 Stasiun MRT Akan Terintegrasi dengan Bus Transjakarta
Depo MRT Lebak Bulus ini berada di area seluas 13 hektar yang merupakan bekas Stadion Lebak Bulus.
Bangunan depo tersebut akan menempati delapan hektar dari luas total lahan yang tersedia.
Adapun fasilitas Depo Lebak Bulus yang akan dibangun PT MRT Jakarta di antaranya adalah infrastructure workshop, gedung administrasi, inspection shed, dan area workshop.
Infrastucture workshop merupakan gerai atau tempat perawatan kereta inspeksi dan juga menjadi tempat penyimpanan material suku cadang infrastruktur depo.
"Kalau gedung administrasi untuk kantor penunjang kegiatan operasional MRT. Nanti terdiri dari lima lantai yang lantai duanya digunakan sebagai OCC atau Operasional Control Centre sebagai pusat pengendali MRT," papar Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono.
Sedangkan untuk inspection shed dan area workshop digunakan sebagai tempat perawatan skala kecil dan skala besar rolling stock atau kereta MRT.