JAKARTA, KOMPAS.com - Ilip, seorang sopir bemo trayek Pejompongan-Bendungan Hilir, mengutarakan alasannya tak segera beralih mengemudikan qute (bajaj roda empat).
"Setoran qute mahal. Kalau bemo setoran per hari cuma Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per hari. Kalau qute bisa sampai Rp 125.000 padahal kan cuma bisa bisa angkut 4 penumpang kalau qute. Kalau bemo kan bisa 6," kata Ilip saat ditemui Selasa (15/8/2017).
Ia mengatakan, karena alasan tersebut, saat ini masih ada sekitar delapan pengemudi bemo yang bertahan di rute Pejompongan-Bendungan Hilir.
"Sekarang tinggal delapan, padahal dulunya ada 80 hingga 85 unit bemo yang beroperasi di kawasan ini," kata dia.
Baca: Qute, Bajaj Roda 4 Pengganti Bemo di Jakarta
Ilip mengatakan, para pengemudi bemo telah memahami larangan pengoperasian bemo di Jakarta.
"Tapi mau gimana lagi, bodo amatlah. Habisnya mau kerja apa lagi. Kalau mau beralih ke taksi atau transjakarta apa ya lulusan rendah kayak kami diterima," keluhnya.
Dalam Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017, bemo dilarang beroperasi di jalanan Ibu Kota. Alasannya, bemo bukan lagi jenis angkutan umum. Bemo juga tidak memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor.
Pada 16 Juni lalu telah dilakukan penertiban terhadap sejumlah bemo yang masih beroperasi di depan Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Penertiban juga dilakukan di kawasan Latumenten, Duta Mas dan Kota Tua, Jakarta Barat, serta daerah yang lain.
Lihat: 8 Unit Bemo Masih Beroperasi di Pejompongan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.