JAKARTA, KOMPAS.com - Tak semua pemilik bemo rela kendaraan antik milik mereka diserahkan ke Dinas Perhubungan DKI.
Apalagi pemerintah hanya bersedia mengganti dengan harga Rp 1 hingga Rp 2 juta, tergantung kondisi kendaraan itu.
"Ada banyak pemilik bemo jual bemonya ke kolektor, pengusaha restoran dan kafe untuk dijadikan pajangan. Karena akan lebih tinggi harganya," ujar pengemudi bemo, Ilip, (16/8/2017).
Ilip mengatakan, seorang kolektor dari luar Jakarta bahkan pernah membeli satu unit bemo dengan harga Rp 30 juta.
"Perbedaan harganya sangat jauh kan?" katanya.
Baca: Hanya Pengusaha Bemo Boleh Beli Bajaj Qute, Bagaimana Mekanismenya?
Menanggapi hal ini, Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Wakadisdik) DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko tak mempermasalahkan jika para pemilik menjual bemo kepada pengusaha atau kolektor.
"Kalau mau dijual ke pengusaha atau kolektor tidak masalah. Asal saja mereka bisa memastikan bemo itu hanya untuk pajangan dan tidak dioperasikan untuk angkutan umum lagi," sebutnya saat dihubungi Kompas.com.
Sigit bahkan mendorong pemanfaatan kendaraan beroda tiga itu sebagai benda antik sehingga bisa dimanfaatkan secara lebih baik.
"Kalau untuk restoran, kafe, hotel monggo (silahkan), malah kami dorong seperti itu," dia menegaskan.
Larangan pengoperasian bemo di Jakarta tercantum dalam Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017.
Alasannya, bemo dianggap bukan lagi sebagai angkutan umum. Bemo juga tidak memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor.
Untuk menggantikan bemo, Dishub DKI telah meluncurkan bajaj roda empat atau sering Bajaj Qute yang hanya bisa dimiliki para mantan pengusaha bemo.
"Jadi bukan sembarang orang. Hanya pengusaha bemo yang sudah terdata sebelumnya yang bisa mengganti bemonya dengan Bajaj Qute," ujarnya.
Baca: "Daripada Dihancurkan, Mending Bemo Dibawa Pulang Kampung"
Sigit melanjutnya, ketentuan ini berlaku karena tujuan diluncurkannya Bajaj Qute adalah untuk merevitalisasi bemo yang sudah tak laik jalan.
"Jadi intinya, satu bemo ditukar dengan satu Qute jadi tidak akan terjadi penambahan jumlah armada, makanya bemo yang lama akan di-scrapping (dipotong) untuk memastikan bemo itu tak akan dioperasikan lagi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.