JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak mengizinkan trotoar di Ibu Kota digunakan untuk menjual hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha.
"(Trotoar) itu adalah untuk pejalan kaki. Bukan untuk jualan, apalagi jualan kambing," kata Djarot di Balaikota DKI Jakarta, Sabtu (19/8/2017).
Djarot menyatakan sudah memerintahkan camat, khususnya di Jakarta Pusat, untuk mencari lahan bagi pedagang hewan kurban.
"Saya sudah perintahkan camat, di Jakarta Pusat sebagian besar ya, untuk menyediakan lokasi yang ditentukan di mana mereka harus berjualan. Jadi jangan sampai trotoar digunakan untuk jualan," ujar Djarot.
Baca juga: Camat Wilayah Jakpus Diminta Sediakan Lahan untuk Penjual Hewan Kurban
Ia mengatakan, lahan untuk pedagang hewan kurban berjualan sudah tersedia.
"Sudah, kami sudah perintahkan begitu, untuk mencari tempat yang bisa digunakan untuk berjualan," ujar Djarot.
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede sebelumnya mengatakan, Pemerintah Kota Administratif Jakarta Pusat akan menyiapkan beberapa tempat untuk para pedagang hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 1 September 2017.
Salah satu tempat yang disiapkan untuk penjual hewan kurban yakni lahan milik PT Djarum atau di samping flyover TPU Karet Bivak, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang.
"Ada beberapa tempat yang memang sudah kami siapkan. Ada lahan di situ punya PT Djarum, mudah-mudahan mereka mau memberikan," ujar Mangara di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2017).
Mangara menyebut para camat di Jakarta Pusat juga akan menyiapkan tempat untuk para pedagang hewan kurban di wilayahnya masing-masing. Khusus untuk Kecamatan Tanah Abang, Mangara menjelaskan, ada 2-3 tempat yang disiapkan untuk para pedagang.
"Itu di setiap kecamatan ada. Para camat sudah punya rencana menempatkan pedagang hewan kurban," kata Mangara.
Baca juga: Anies Janji Izinkan Pemotongan Hewan Kurban di Sekolah
Penyediaan lahan untuk berjualan hewan kurban dilakukan agar penjual hewan kurban tidak berjualan di trotoar.
"Mudah-mudahan pendekatannya tahun ini bukan penertiban, tapi kami cari yang bisa disepakati bersama," ucap Mangara.