JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Kamis (24/8/2017) pagi, Merry tampak bersemangat mengikuti pelatihan lalu lintas yang dipandu sejumlah petugas Satlantas Wilayah Jakarta Timur.
Mengenakan baju lengan panjang berwarna hitam, celana jeans, dan sepatu olahraga, Merry dengan luwes mengikuti setiap gerakan yang diinstruksikan petugas.
Merry merupakan satu dari 65 "Pak Ogah" yang dilatih dan akan direkrut menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) di bawah binaan Satlantas Wilayah Jakarta Timur.
Merry mengatakan, dia sempat menghadapi kesulitan saat pertama kali mengikuti pelatihan supeltas.
Baca: Melihat Gaya "Pak Ogah" di Jaktim Latihan Jadi Pengatur Lalu Lintas
Selain karena tak memiliki dasar gerakan baris berbaris, faktor umur yang sudah mencapai 48 tahun membuat Merry terkendala mengingat setiap gerakan.
Meski demikian, Merry mengatakan dia tetap senang dan yakin bisa menghafalkan seluruh gerakan yang diberikan para instruktur.
"Saya senang dapat ilmu dari bapak, ibu di sini. Ya karena faktor usia ya jadi ya capek-capek dikit. Saya bangga bisa ikut pelatihan ini," ujar Merry saat berbincang dengan Kompas.com usai pelatihan di Museum Purna Bhakti Pertiwi, TMII, Jakarta Timur.
Merry mengatakan, dia sudah berprofesi sebagai "Pak Ogah" selama 10 tahun dengan daerah sekitar lampu merah Pasar Rebo menjadi kawasan operasinya.
Meski profesi ini banyak digeluti kaum laki-laki, Merry menegaskan dia tak pernah merasa minder. Dia menilai profesi yang digelutinya saat ini merupakan sebuah pekerjaan halal.
Merry mengatakan, dia memilih profesi ini karena tak harus terikat dengan siapapun meski diakuinya menjada "Pak Ogah" bukanlah pekerjaan mudah.
Ada saja pengendara iseng yang mencoba menggoda ketika dia sedang bekerja.
"Kalau yang iseng-iseng selalu ada. Pernah ada yang ngajak-ngajak 'yok main ke sana'. Yah namanya orang iseng ya," ujar Merry.
Baca: "Pak Ogah" atau Supeltas Diajari Cara Tangani Kecelakaan
Merry bekerja setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga 20.00 WIB. Dia memiliki seorang suami yang bekerja sebagai sopir pribadi dan empat orang anak.
Tiga orang anaknya telah berkeluarga dan satu orang masih bersekolah. Merry enggan menyebut penghasilannya menjadi "Pak Ogah" dan hanya mengatakan pendapatannya cukup untuk menambah uang dapur rumah tangganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.