Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ogah" yang Dilatih Polisi Tidak Dibayar

Kompas.com - 24/08/2017, 21:04 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Satuan Lalu Lintas Polres Tangerang Selatan, Ajun Inspektur Satu Heri Sulistiono, mengatakan pihaknya tidak mengupah warga yang membantu mengatur lalu lintas atau "Pak Ogah" yang telah mereka latih.

Pak Ogah di wilayah hukum Polda Metro Jaya selama sepekan ini dilatih dasar pengaturan lalu lintas karena disiapkan sebagai mitra kepolisian dalam mengatur kendaraan di Jabodetabek.

"Untuk anggaran (memberi upah), kami belum ada. Itu kan supeltas, sukarelawan pengatur lalu lintas, jadi masyarakat berhak membantu pihak kepolisian untuk mengatur lalu lintas," kata Heri, usai melatih puluhan Pak Ogah di halaman Polres Tangerang Selatan, Kamis (24/8/2017) petang.

Pak Ogah atau supeltas, menurut Heri, juga tidak diperkenankan meminta bahkan sampai memaksa pengendara memberikan uang sebagai imbalan telah mengatur lalu lintas. Namun, pihak kepolisian memperbolehkan jika ada pengendara yang memberikan sejumlah uang kepada supeltas secara cuma-cuma.

"Kalau terima dari ada yang kasih, itu boleh. Intinya, tidak boleh memaksa," ucap Heri.

(baca: Soal Waktu Kerja "Pak Ogah", Polisi Tak Ikut Campur)

Sejumlah supeltas yang mengikuti pelatihan di Polres Tangerang Selatan sempat menanyakan mengenai adanya gaji atau tidak. Di antaranya adalah Mansur (41), supeltas dari salah satu perempatan di kawasan Pondok Kacang Timur, mengaku belum diberi tahu soal gaji selama sepekan ikut pelatihan bersama polisi.

Para supeltas dilatih 12 gerakan dasar aba-aba pengaturan lalu lintas, baris-berbaris, dan penanganan pertama jika terjadi kecelakaan, menolong korban kecelakaan serta mengimbau massa tidak menghakimi orang yang dianggap menyebabkan kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com