Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Video Bola Nasi Memantul, Omzet Rumah Makan Ini Turun 40 Persen

Kompas.com - 28/08/2017, 17:31 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu rumah makan padang di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat menjadi sorotan setelah beredar sebuah video di media sosial yang isinya menyebut rumah makan tersebut menjual nasi plastik.

Hal itu membuat pemilik rumah makan melaporkan penyebar dan pembuat video itu ke polisi karena merasa nama baiknya dicemarkan.

Saat Kompas.com mencoba mengkonfirmasi terkait pelaporan video itu, Senin (28/8/2017), salah satu pegawai rumah makan itu, Nur mengatakan bahwa pemilik rumah makan sedang tidak berada di tempat.

Nur mengatakan, sejak video itu viral, cukup banyak media yang mencari bosnya itu. "Tapi ya bos saya bilang kalau nanti ada yang datang bilang sudah dilaporkan ke polisi. Kami percaya polisi bisa menangangi masalah itu," ujar Nur.

(Baca juga: Berkaca dari Kasus "Nasi Plastik")

Nur menyampaikan, pihaknya telah mengetahui video itu beredar di media sosial pada Sabtu pekan lalu.

Menurut Nur, setelah video itu beredar, banyak pelanggannya yang menghubungi via telepon untuk menanyakan kebenaran video itu.

Bahkan, tak jarang penelepon yang mengancam dan marah-marah menuduh rumah makan itu melakukan penipuan. Meski demikian, Nur dan karyawan lainnya tetap meladeni keluhan masyarakat.

"Minggu lalu sampai capek kami, bukan karena meladeni yang beli, tetapi ratusan yang nelepon. Tapi kami tetap buka, tetap melayani yang komplain ke kami, enggak apa-apa. Kalau mau bertanya langsung ke kami silakan datang ke mari," ujar Nur.

Nur mengatakan, beras yang mereka gunakan merupakan beras yang baik kualitasnya. Nur membantah bahwa beras yang digunakan merupakan beras dengan kualitas rendah, bahkan dinilai sebagai beras plastik.

Nur menyebut beras yang dipakai tak hanya dari daerah Sumatera Barat, tetapi juga beras dari Pulau Jawa dengan kualitas baik.

Ia juga menyampaikan, saat video tersebut viral, omzet penjualan mereka sempat turun mencapai 40 persen.

Namun, setelah klarifikasi yang dilakukan, khususnya melalui peliputan media, pekan ini penjualan berangsur-angsur membaik.

"Sampai turun 40 persen, kemarin omzetnya berapa, sekarang berapa. Namanya kekuatan sosmed," ujar Nur.

(Baca juga: Pengunggah Video Bola Nasi Memantul Dilaporkan ke Polisi)

Polres Metro Jakarta Pusat tengah menyelidiki identitas dari pengunggah video maupun orang yang ada di dalamnya. Jika sudah diketahui, polisi juga berencana memanggil mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com